Ilustrasi perempuan bekerja larut malam. Shutterstock
TEMPO.CO, Jakarta - Anda merasa pekerjaan tiada habisnya dan waktu 24 jam seakan tak cukup untuk menyelesaikan semua itu. Jika Anda terus-menerus memaksa diri untuk mengerjakan semua tugas dan berharap mendapat penilaian kinerja yang bagus, apakah Anda termasuk seseorang yang gila kerja alias workaholic?
Sebelum menilai orang lain atau diri sendiri sebagai workaholic, perhatikan 6 tandanya berikut ini:
1. Mencari pengakuan Identitas seorang workaholic adalah pekerjaan. Ini memperkuat eksistensinya dan berarti meningkatkan pengakuan dari orang lain. Seorang workaholic sangat senang dan bangga jika dijadikan rujukan atau contoh bagi pekerja yang lain.
2. Kepercayaan diri rendah Lantaran terlalu fokus ke citra diri, penggila kerja meyakini bekerja terus-menerus meningkatkan kekaguman orang lain akan diri mereka. Tapi kalau ditanya di luar urusan pekerjaan, apakah dia juga memiliki pengetahuan yang mumpuni sebagaimana dia menguasai pekerjaannya?
3. Perfeksionis Mereka cenderung menuntut kesempurnaan sehingga berlebihan terhadap diri sendiri dan orang lain demi mencapai kepuasan.
4. Lari dari kenyataan Para workaholic menganggap bekerja sebagai jalan keluar atau melarikan diri dari masalah yang menyangkut perasaan dan emosi. Bekerja membuat mereka lupa akan persoalan yang tengah dihadapi.
5. Terikat dengan pekerjaan Para penggila kerja akan bekerja di luar batas. Bahkan ketika tidak sedang bekerja atau libur, mereka terobsesi dengan pekerjaan, sampai di tahap merusak keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, yang kemudian merusak hubungan dengan keluarga atau pasangan.
6. Berbohong Workaholic bisa berbohong kepada diri sendiri atau orang lain tentang pencapaian kerja. Mereka juga mungkin berbohong soal kesuksesan dan kegagalan, membesar-besarkan kesuksesan dan meminimalkan atau memanipulasi kisah kegagalan mereka.