TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu masalah kesehatan serius dalam dua tahun terakhir adalah Resistensi Antimikroba (AMR). AMR salah satu tantangan kesehatan terbesar di berbagai negara termasuk Indonesia.
AMR terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan sehingga obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk menyembuhkan infeksi yang ditimbulkan mikroorganisme tersebut tidak efektif. Akibatnya, mikroorganisme makin sulit ditangani.
Fenomena itu terungkap dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan yang diselenggarakan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) bersama Pengurus Daerah IAI Banten, di ICE BSD Tangerang. Salah satu contoh pemicu munculnya resistensi antimikroba adalah penggunan antibiotik yang tak sesuai anjuran. Jika seseorang yang sakit mendapat obat antibiotik, maka obat tersebut harus dihabiskan dan jangan sampai tersisa apalagi masih disimpan.
Pengidap Tuberculosis atau TB misalnya wajib berobat sampai tuntas. Jika pengobatannya tidak selesai, risiko yang dihadapi adalah pemicu penyakit ini yang dinamakan mycobacterium tuberculosis akan semakin resisten terhadap berbagai obat yang diberikan atau menjadi Multi-Drugs Resistance (MDR). Apabila kondisinya seperti ini, maka kondisi pasien akan semakin sulit dipulihkan.
"AMR yang terjadi pada manusia, hewan, dan tanaman dapat menyebar antara satu dengan yang lain bahkan menyebar lintas negara. Sehingga penyakit infeksi makin susah disembuhkan. Dari tahun ke tahun, temuan AMR meningkat sementara di sisi lain temuan antimikroba baru malah semakin menurun," terang Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Dra Maura Linda Sitanggang, PhD, Apt.
Apabila kondisi ini dibiarkan, sepak terjang mikroorganisme di dalam tubuh anggota keluarga tidak dapat diatasi dengan obat sesuai dosis. Dibutuhkan antimikroba tingkat dua dan tiga yang notabene memiliki efek samping lebih banyak. Proses pengobatannya juga lebih lama dan biaya biayanya lebih mahal.
"Ini menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian akibat AMR tahun 2014 mencapai 700 ribu jiwa. Dengan makin cepatnya penyebaran mikroorganisme, diperkirakan pada tahun 2050 angka kematian akan mencapai 10 juta jiwa per tahun. Angka itu akan lebih besar dari angka kematian akibat kanker," ujar Maura.
Asia, termasuk Indonesia, akan merasakan dampak paling besar. Jika tidak segera diantisipasi akan berdampak pada merosotnya kesehatan masyarakat, ekologi, ketahanan pangan, pembangunan secara global, dan membebani anggaran kesehatan pemerintah.
TABLOIDBINTANG
Baca juga:
Pakai Minyak Kelapa Buat Diet, Cek Dulu Penelitiannya
Usia Muda tapi Jantung Bisa Lebih Tua, Apa Saja Penyebabnya
Mata Kedutan Jangan Pikir Macam-macam, Ada Penjelasan Ilmiahnya
Berita terkait
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
2 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
3 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
3 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
4 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
4 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
4 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
8 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDefinisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang
11 hari lalu
Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.
Baca Selengkapnya7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi
12 hari lalu
Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.
Baca SelengkapnyaJadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati
19 hari lalu
Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?
Baca Selengkapnya