Penelitian: Vaksin Menyelamatkan Nyawa, Masih Ragu?

Reporter

Editor

Susandijani

Jumat, 18 Agustus 2017 12:00 WIB

Stavangerexpats.com

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak orang tua yang menolak vaksin untuk anak-anak mereka, kini tidak hanya sekolah yang mengubah kebijakan terkait hal tersebut. Banyak dokter anak yang menolak keluarga yang tidak memvaksin anaknya untuk alasan nonmedis.

Terlepas dari banyaknya bukti ilmiah yang mendukung keselamatan dan kebutuhan vaksin, beberapa keluarga terus mengungkapkan keraguan atau ketidakpercayaan terhadap pentingnya vaksin. Banyak dokter khawatir bahwa penolakan mereka dapat membuat pasien lain berisiko.

"Saya memiliki dua pasien yang tidak dapat divaksinasi karena alasan medis," kata Alla Gordina, MD, FAAP, seorang dokter anak New Jersey. Tapi dia melindungi pasiennya yang tidak dapat divaksinasi karena usianya. (Baca: Vaksin Penyebab Autisme? Itu Rumor )

Sementara lebih banyak dokter anak mengadopsi peraturan serupa (hampir satu dari delapan, menurut survei 2013), berita tersebut tetap mengejutkan beberapa orang tua yang menunda atau melewatkan imunisasi.

"Putra sulung saya berusia 13 dan baru-baru ini, saya membawa mereka ke dokter anak yang sama dan mereka memberi tahu saya di akhir kunjungan bahwa mereka tidak lagi melihat anak-anak saya karena saya tidak memvaksinasi mereka," ujar Lauren McGuinnes yang merasa diintimidasi untuk melakukan vaksinasi.

Selain kekhawatiran terhadap pasien yang rentan, beberapa dokter menerapkan kebijakan tersebut karena pilihan antara penolakan dan vaksinasi dapat menekan beberapa orang tua untuk mengubah pikiran mereka, menurut American Academy of Pediatrics (AAP). AAP secara resmi menyetujui pasien yang tidak divaksin tahun lalu, tanpa mengabaikan etika.

Dilansir dari GoodHousekeeping, dari laporan AAP tahun 2016 bahwa keputusan untuk menolak sebuah keluarga yang terus menolak imunisasi bukanlah tindakan yang harus dilakukan secara mudah, dan juga tidak harus dilakukan tanpa mempertimbangkan dan menghormati alasan sudut pandang orang tua. Namun demikian, masing-masing dokter anak dapat mempertimbangkan pemberhentian keluarga yang menolak vaksinasi sebagai pilihan yang dapat diterima. (baca:Mengenal 5 Gejala Autisme Sesuai Kelompok Umur)

Sementara beberapa ahli bioetika menolak bahwa tidak ada keluarga yang harus ditolak, baik profesional medis maupun pejabat publik saat ini sedang berjuang dengan cara mengatasi tingkat imunisasi yang sangat rendah.

Misalnya, setelah wabah campak 2015 di Disneyland, negara bagian California baru-baru ini mengeluarkan undang-undang vaksinasi yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran penyakit yang sangat menular. Sekarang orang tua tidak dapat menggunakan alasan agama atau pribadi menolak vaksinasi untuk anak-anak mereka.

Kebanyakan ahli menyatakan bahwa setidaknya 95 persen populasi harus menerima vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan. Kebijakan itu telah memberantas penyakit dengan sangat efektif, karena beberapa orang tua secara salah percaya bahwa anak-anak tidak memerlukan suntikan lagi, atau bahwa anak-anak dapat menerima imunisasi di usia lanjut. Meskipun pada akhirnya orang tua memutuskan apa yang mereka rasa cocok untuk anak mereka, sains dengan jelas menyatakan: vaksin menyelamatkan nyawa. (baca: Kisah Vaksin yang Konon Penyebab Autisme)

NIA PRATIWI



Berita terkait

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

1 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

41 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

29 Februari 2024

3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

28 Februari 2024

5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

Orangtua perlu untuk mengedukasi anaknya bahwa pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan tidaklah semenakutkan bayangannya.

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

28 Februari 2024

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.

Baca Selengkapnya

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

22 Februari 2024

90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.

Baca Selengkapnya

Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

12 Januari 2024

Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

Pakar mengatakan orang tua tidak perlu khawatir bila ketinggalan jadwal imunisasi karena tenaga kesehatan ada solusinya.

Baca Selengkapnya

Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vitamin A

11 Januari 2024

Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vitamin A

Pakar mengatakan pemberian vitamin A dapat membantu melindungi ana dari penyakit pernapasan seperti pneumonia, selain ASI dan imunisasi.

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya