Sering Bicara Sendiri, Aneh atau Wajar

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 7 Agustus 2017 10:00 WIB

Ilustrasi wanita di depan cermin. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan merasa aneh jika kamu sering berbicara kepada diri sendiri, terutama jika berada di depan cermin. Berbicara kepada diri sendiri dapat membantu mengendalikan emosi dan ini merupakan cara yang paling sederhana.

Sebuah penelitian menunjukkan metode self-talk dalam bentuk orang ketiga menjadi bentuk peraturan emosional yang relatif mudah dibandingkan dengan menggunakan metode self-talk orang pertama atau cara yang biasanya dipakai seseorang saat berbicara kepada dirinya sendiri. “Merujuk diri sendiri sebagai orang ketiga membuat seseorang berpikir lebih jernih dan ini bagus untuk otak,” kata Jason Moser, Associate Professor di Michigan State University, Amerika Serikat.

Satu syarat sehatnya bicara dengan diri sendiri, Moser menjelaskan, yakni pembicaraan tersebut menempatkan diri sebagai orang ketiga. Maksudnya, orang tersebut tidak menempatkan diri sebagai aku, atau kamu (seseorang yang diajak bicara), melainkan dia atau orang lain. Metode ini membantu seseorang mendapatkan sedikit jarak psikologis dari pengalaman mereka yang seringkali berguna untuk mengatur emosi.

Penelitian tentang self-talk yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports ini menerapkan dua model percobaan. Pada percobaan pertama, peserta diminta melihat gambar dengan tema yang netral dan tema yang menimbulkan kegelisahan. Saat meihat gambar, peneliti memindai aktivitas otak mereka electroencephalograph.

Ketika peserta bereaksi terhadap gambar yang menimbulkan kegelisahan, misalnya gambar pria yang memegang pistol ke arahnya, seketika itu reaksi emosionalnya meningkat. Namun beberapa saat kemudian orang tersebut bicara sendiri dengan dirinya dan menceritakan gambar apa yang dia lihat. Ketika orang tersebut memposisikan diri sebagai orang ketiga, maka respons emosionalnya turun dengan cepat.

Pada percobaan kedua, peserta diminta membayangkan pengalaman menyakitkan mereka dari masa lalu, sementara aktivitas otak mereka diukur dengan menggunakan magnetic resonance imaging fungsional atau FMRI. Hasilnya menunjukkan peserta kurang menunjukkan aktivitas di wilayah otak yang biasanya terlibat dalam membayangkan pengalaman emosional yang menyakitkan saat menggunakan metode self-talk.

Artinya, seseorang akan lebih objektif dan tidak menghindari sesuatu yang dibenci jika saat bicara sendiri, orang tersebut menempatkan diri sebagai orang ketiga, yakni dia, bukan saya atau kamu.

BOLDSKY | LUCIANA

Berita lainnya:
3 Faktor Penyebab Bunuh Diri, Tandanya Bisa Dilacak
Suka Berkhayal, Boleh Saja Asalkan Tahu Batasannya
Karakteristik Suara, Benarkah Mencerminkan Status Sosial?

Berita terkait

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

49 hari lalu

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

52 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

20 Februari 2024

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

19 Februari 2024

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

16 Februari 2024

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

16 Februari 2024

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

14 Februari 2024

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

13 Februari 2024

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.

Baca Selengkapnya

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

9 Februari 2024

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel

Baca Selengkapnya

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

19 Januari 2024

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

Apa itu Dunning-Kruger effect kaitannya dengan percaya diri berlebih?

Baca Selengkapnya