TEMPO.CO, Jakarta - Di pesta ulang tahun, kue ulang tahun merupakan salah satu makanan yang diincar para tamu undangan untuk disantap. Tapi setelah mengetahui riset berikut, kamu mungkin berpikir seribu kali untuk menikmati kue ulang tahun yang telah dipasangi lilin dan ditiup oleh orang yang berulang tahun. Baca: Selalu Ada Lilin Menyala di Kue Ulang Tahun, Apa Maknanya?
Tim peneliti dari Clemson University, South Carolina, Amerika Serikat melakukan penelitian tentang keamanan pangan. Objek penelitiannya adalah kondisi kue ulang tahun yang digunakan sebagai tempat meniup lilin. Hasil riset tersebut menunjukkan, meniup lilin pada kue ulang tahun meningkatkan jumlah bakteri hingga 1.400 persen.
Para peneliti melakukannya dengan meletakkan frosting atau krim hiasan yang biasanya terdapat di atas kue ulang tahun dan lilin pada sepotong styrofoam berbentuk kue. Semua anggota tim riset menyantap pizza sebagai kudapan untuk mensimulasikan pesta ulang tahun sekaligus membuat kelenjar ludah terus bekerja.
Saat bernyanyi selamat ulang tahun, mereka kemudian menyalakan lilin dan meniupnya. Sampel frosting kemudian diteliti untuk mengetahui berapa banyak dan apa saja jenis bakteri yang terkandung di dalamnya.
Salah satu hasil yang menarik adalah setiap tiupan yang dilakukan seseorang menghasilkan jenis bakteri yang berbeda. Meniup lilin menyebabkan bakteri pada frosting tumbuh sebanyak 14 kali lebih banyak. Tapi dalam beberapa detik saja, jumlah bakteri bisa meningkat lebih dari 120 kali, yang menunjukkan beberapa orang mentransfer lebih banyak bakteri daripada yang lain.
Hasil penelitian ini cukup mengejutkan. Namun para peneliti menyatakan kendati mulut manusia penuh bakteri, sebagian besar bakteri itu tidak berbahaya. Jadi, mungkin Anda bisa tetap memakan kue ulang tahun asalkan orang yang meniupnya dalam kondisi sehat.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
