Transformasi Gudeg, dari Kendil sampai Kemasan Kaleng

Reporter

Jumat, 14 Juli 2017 13:01 WIB

Gudeg kemasan. antarnews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gudeg adalah sajian sayur nangka manis gurih berwarna cokelat dengan lauk ayam, tahu, dan tempe, dipadukan dengan sambal krecek, kerupuk kulit sapi, pedas.

Saat ini, gudeg makin bervariasi. Salah satu yang terkenal adalah gudeg mercon super-pedas yang jauh dari citra legit. Salah satu yang populer adalah Gudeg Mercon Bu Tinah. Tak seperti warung kebanyakan, tempat gudeg ini mirip gubuk di pinggir sawah. Bila libur Lebaran tiba, gudeg ini habis sebelum jam 1 dinihari saking ramai diserbu pembeli. Padahal warung ini mulai buka pukul 9 malam.

Persis seperti namanya, gudeg ini punya rasa yang membakar lidah. "Kami mencari rasa gudeg yang berbeda dari kebanyakan gudeg. Berawal dari coba-coba," kata Parni, peracik gudeg mercon Bu Tinah.

Gudeg ini berbahan baku nangka muda atau gori dalam bahasa Jawa. Hanya, ditambah campuran kuah sangat pedas dan gurih dengan irisan cabai rawit bercampur biji-biji cabai terlihat jelas. Tentu saja ada potongan krecek dengan sentuhan petai disajikan di atas nasi hangat.

Ngatinah menciptakan rasa pedas karena jenuh dengan rasa manis yang umum pada gudeg. Setiap kali memasak gudeg, Ngatinah menyiapkan lima kilogram cabai rawit bersama sepuluh kilogram nangka muda. Rasa pedas itulah yang membuat gudeg ini menjadi populer.

Sensasi gudeg berbeda juga dapat dirasakan di Gudeg Mangut Mbah Marto. Rasa gudegnya manis-gurih seperti gudeg pada umumnya. Hanya, Mbah Marto menambahkan mangut lele yang rasa pedasnya ekstrem. Ada juga variasi lauk lainnya, seperti opor ayam atau garang asem. Semua menu tersebut dihidangkan di atas amben (balai-balai) bambu yang berada di dapur.

Inovasi gudeg lebih mutakhir dihadirkan oleh Gudeg Bu Tjitro yang bekerja sama dengan Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk mengolah gudeg dalam kaleng. Hasilnya adalah gudeg kaleng yang awet disimpan dalam kaleng dan higienis. "Kami menggunakan teknologi hampa udara dengan sterilisasi suhu 121 derajat Celsius dan tekanan dua atmosfer sehingga bakteri mati," kata Pemimpin Produksi Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925, Jumirin.

Gudeg kaleng mulai diproduksi pada 2011. Sejak itu, permintaan terus meningkat sehingga pengelola mesti menambah mesin-mesin produksi untuk pengalengan di Jalan Solo, Yogyakarta, pada 2016. Saat ini, rata-rata 15 ribu kaleng terjual per bulannya.

Gudeg Bu Tjitro meraup manisnya bisnis gudeg kaleng saat libur Lebaran ini. Sebanyak 1.699 kaleng ludes. Kebanyakan membawanya sebagai buah tangan. Berkat kemasan yang praktis, gudeg ini sudah melancong hingga Inggris, Belanda, dan Australia.

SHINTA MAHARANI | DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Cikal Bakal Gudeg, Masakan Rakyat dari Jawa
Cara Mengolah Nanas untuk Tubuh Sehat dan Cantik
Sup Bawang Putih, Resep Sederhana Penyelamat Nyawa

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

18 jam lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

14 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

15 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

16 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

28 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya