Ammar Zoni Terjerat Narkoba, Dipicu Tekanan Pekerjaan?
Editor
Rini Kustiani
Rabu, 12 Juli 2017 07:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ammar Zoni, aktor yang tengah meroket lewat sinetron Anak Langit ditangkap polisi karena masalah narkoba pada Jumat, 7 Juli 2017, di kediamannya, kawasan Depok, Jawa Barat. Ammar Zoni ditangkap karena memiliki ganja dan sabu.
Seketika itu juga, Ammar Zoni yang dikenal sebagai anak baik, santun, dan saleh menambah panjang daftar selebritas Indonesia yang ditangkap karena narkoba. Akhir Maret 2017, Ridho Rhoma, putra Rhoma Irama, juga ditangkap karena narkoba. Banyaknya artis yang mengkonsumsi narkoba disinyalir karena tekanan pekerjaan dan tuntutan agar fisik selalu prima meski sebenarnya kelelahan.
Alasan tekanan pekerjaan, seperti yang pernah diakui Ridho dan penyanyi lain, seperti Andika The Titans dan Sammy Simorangkir, menjadi faktor pemicu mereka mengkonsumsi barang haram itu. Baca: Ammar Zoni Tertangkap Pakai Narkoba, Bagaimana Kehidupan Keluarganya
Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, AKBP Hary Prasetya mengatakan selain tuntutan pekerjaan, ada beragam alasan yang kerap melingkupi keputusan seseorang mengkonsumsi narkoba. "Permasalahan narkoba sangat kompleks, tidak hanya menyoal faktor tekanan pekerjaan, kesadaran diri soal bahaya narkoba ataupun lingkungan semata," ujarnya seperti dikutip dari Antara.
Di dunia psikologi, menurut Hary, ada istilah individual differences, di mana masing-masing indvidu mempunyai pemicu yang berbeda ketika mengkonsumsi narkoba. "Ada faktor coba-coba, faktor sosial, rekreasional, keinginan lepas dari masalah serta faktor lainnya," ujarnya. Baca juga: Ammar Zoni Positif Menggunakan Ganja dan Sabu
Dalam sebuah wawancara dengan Tempo, spesialis kejiwaan Dr. Andri SpKJ, mengatakan penggunaan narkoba atau ganja sebenarnya hal biasa bukan hanya di kalangan artis tapi juga orang biasa. Alasan penggunaan pun bermacam-macam dan bisa juga karena tujuan tertentu.
Pemakaian stimulan, misalnya, dilakukan artis untuk meningkatkan energi karena harus bekerja tanpa henti, tidak tidur, dan sebagainya. Untuk menjaga stamina agar bisa memenuhi tuntutan aktivitas tersebut, mereka pun menggunakan stimulan sebagai doping.
"Penggunaan ganja berbeda. Ganja sifatnya justru menenangkan, untuk mengurangi kecamasan dan membuat rileks. Jadi berbeda dengan stimulan meski kedua zat ini sama-sama punya efek tak baik buat otak," jelas Andri. Artikel terkait: Ammar Zoni Ditangkap Polisi, Apa Indikasi Seseorang Pakai Narkoba
Menurut Andri, stimulan membuat orang berhalusinasi, ganja pun demikian. Ganja membuat orang berhalusinasi secara visual sehingga tak sedikit orang yang menggunakannya dengan sengaja karena ingin berhalusinasi. "Ganja meningkatkan efek halusinasi. Gambar-gambar yang awalnya terlihat biasa saja jadi terlihat indah. Warna-warna yang semula tidak bisa muncul jadi muncul," kata Andri.
PIPIT