Zat dalam Brokoli Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Apa Itu?

Reporter

Editor

Susandijani

Minggu, 2 Juli 2017 07:44 WIB

Selada, brokoli, dan kacang polong di gerai sayuran lokal non pestisida komunitas Agritektur yang buka setiap dua kali seminggu di Bandung, Jawa Barat, Sabtu 11 Oktober 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Banyak orang tak suka makan sayuran. Tapi mereka yang kelebihan berat badan dan menderita diabetes tipe 2, brokoli sebaiknya tak dihindari karena mampu menurunkan risikonya, begitu kata penelitian terbaru.

Para ilmuwan melakukan penelitian yang terukur dan yang hanya bereksperimen terhadap jaringan 50 gen penyebab gejala yang berkaitan dengan diabetes tipe 2. Mereka juga menggunakan sulforafan, zat yang bisa ditemukan pada brokoli dan kol.

Para ilmuwan itu memberikan sulforafan kepada penderita obesitas. Hasilnya, sistem kemampuan mengontrol kadar glukosa pasien meningkat dan produksi glukosa menurun. Masalah glukosa inilah yang menyebabkan diabetes dan kemudian berkembang ke penyakit lain seperti gangguan di pembuluh darah koroner, kerusakan saraf, dan kebutaan.

"Penemuan ini sungguh menarik dan membuka peluang baru untuk pengobatan diabetes tipe 2," ujar Anders Rosengren, asisten profesor di Universitas Gothenburg di Swedia, kepada Live Science.

Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum dan dialami oleh lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia. Buat penderita yang kelebihan berat badan, kelebihan lemak di liver membuat tubuh menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin, yang membuat liver menjadi sulit dalam mengatur kadar gula darah. Normalnya, insulin, yang diproduksi pankreas, merangsang liver untuk menarik glukosa keluar dari aliran darah dan menyimpannya bila suatu saat dibutuhkan.

Para penderita diabetes tipe 2 biasanya disarankan untuk mengubah gaya hidup agar bisa membantu mengontrol kadar gula darah. "Perubahan gaya hidup adalah inti pengobatan diabetes tipe 2 tapi sering perlu dilengkapi dengan obat-obatan," kata Rosengren.

Obat-obatan yang paling banyak digunakan saat ini adalah metformin. Tapi tak semua orang bisa tahan terhadap efeknya. Sekitar 15 persen dari penderita diabetes tipe 2 mengalami penurunan fungsi ginjal dan mengkonsumsi metformin hanya menambah timbunan asam laktat tak sehat yang disebut lactic acidosis, dan kemudian menimbulkan rasa tak nyaman di perut, susah bernafas, nyeri dan kram otot, serta rasa lesu.

Sekitar 30 persen pasien yang mengkonsumsi metformin mengalami mual, kembung, dan sakit perut. Itulah alasan para ilmuwan mencari alternatif pengganti metformin. Setelah melakukan serangkaian penelitian yang rumit, para ilmuwan itu menemukan sulforafan sebagai jawaban.

PIPIT

Berita lainnya:
Perempuan dari 20 Negara Ini Paling Hot di Ranjang
Marini Zumarnis Tangani Semua Pekerjaan Rumah Tangga, kecuali...
Cara Mengenalkan Perbedaan Perempuan dan Laki-laki kepada Anak

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya