Tenun Tanimbar, Mata Pencaharian yang Menjanjikan

Reporter

Minggu, 14 Mei 2017 16:26 WIB

Tenun Tanimbar. tabloidbintang.com

TEMPO.CO, Jakarta - Orang Indonesia sudah akrab dengan kain tenun. Kain tenun adalah susunan atau anyaman benang lusi dan pakan yang akan menjadi selembar kain.

Di setiap daerah seperti Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan masih banyak daerah lain di Indonesia, memiliki kain tenun dengan motif yang berbeda-beda.

Dalam acara media briefing yang dilakukan oleh INPEX Corporation di hotel Ibis Tamarina di Jakarta Pusat, , Rabu, 10 Mei 2017, Kepala Dinas Koperasi dan UKM kabupaten Maluku Tenggara Barat, Elizabeth Werembinan, berbagi cerita mengenai kain tenun Tanimbar.

Ia menceritakan mengenai sejarah kain tenun yang ada di MTB, yakni tenun Tanimbar. Awalnya, selain digunakan di tubuh, kain tenun juga merupakan transaksi upacara adat dan tidak diperbolehkan diberikan kepada orang lain,

“Tenun dipakai untuk tubuh dan juga sebagai alat transaksi upacara adat antara pihak laki-laki dan perempuan. Tenun diberikan sebagai bagian dari perlindungan atau amanah yang dibawa ke manapun. Tenun yang diberikan oleh pemberi pada saat upacara adat tidak boleh diberikan ke orang lain,” ujar Elizabeth.

Elizabeth juga menambahkan motif tenun yang ada di setiap kain terkait dengan kebiasaan dan adat masyarakat MTB dan pasti memiliki maknanya.

“Motif itu terkait kebiasaan dan adat masyarakat di sana, seperti memancing dan berburu. Semua yang ada di alam diaplikasikan ke dalam tenun yang dibuat karena masyarakat menghargai apa yang ada di alam. Mereka percaya semua hal yang ada di alam, selain untuk membantu kehidupan pasti ada makna atau maksud yang terkandung,” tambah Elizabeth.

Kain tenun Tanimbar yang ada jaman dulu masih dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami dalam pewarnaannya. “Pewarnaan dengan bahan alami yakni warna hitam dengan menggunakan debu-debu api dan coklat, selain dari mangrove, juga ditaruh di tungku api untuk menghasilkan warna cokelat,” ujar Elizabeth.

Sebelum adanya program ini, Elizabeth mengakui bahwa minat warga untuk melakukan tenun masih sedikit karena mereka menganggap tenun bukan merupakan mata pencaharian yang menjanjikan.

“Karena masih berkualitas rendah, mudah luntur, dan memakai benang jahit, kain menjadi kaku dan panas. Usaha masyarakat tidak berkembang, jadi orang Indonesia tidak tahu”, tuturnya.

Namun sekarang, warga MTB sudah banyak yang menjadi pengrajin kain tenun sehingga bisa mengerjakan 100 potong kain hanya dalam waktu seminggu.

“Kalau sekarang sudah banyak pengrajinnya, misalnya ada pesanan 48 potong kain dalam waktu seminggu pun bisa kita kerjakan. Bahkan seminggu kami bisa mengerjakan 100 potong,” papar Elizabeth.

TABLOIDBINTANG



Artikel lain:
OrangeMango Gritty, Minuman dengan Manfaat Ganda
Bedakan Penyakit Coeliac dan Alergi Gluten dari Gejalanya
Berapa Lama dan Seperti Apa Nifas yang Normal

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

15 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

3 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

9 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

17 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

22 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

26 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

38 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

55 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.

Baca Selengkapnya