TEMPO.CO, Jakarta -Tak perlu alat monitor untuk memantau kerja jantung dan mengetahui kondisi kesehatannya. Hanya saja, dengan begitu banyaknya informasi yang beredar saat ini, orang kadang sulit membedakan mana fakta dan mana pernyataan yang tak benar.
Untuk mengetahui mitos-mitos soal detak jantung dan bagaimana fakta sebenarnya, seperti dilansir India Times.
#Mitos 1: Detak jantung normal antara 60-100 per menit. Fakta: Itu standar kuno yang sempat sangat dipercaya. Namun penelitian baru-baru ini menyatakan detak jantung sehat di bawah angka tersebut. Di sisi lain, British Medical Journal menyebut 76 detak per menit mendakan adanya penyakit jantung.
#Mitos 2: Detak jantung yang cepat dan tidak normal berhubungan dengan serangan jantung. Fakta: Detak jantung yang cepat bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk konsumsi kafein, alkohol, stres, olahraga, dan sebagainya. Kemungkinan serangan jantung memang ada, tapi kecil.
#Mitos 3: Detak jantung dan tekanan darah selalu bekerja sama. Fakta: Detak jantung adalah jumlah berapa kali jantung berdetak dalam satu menit sedangkan tekanan darah menunjukkan derasnya aliran darah dalam pembuluh dan tentu saja ukuran kedua hal tersebut berbeda. Meski demikian, kedua ukuran tersebut bisa berubah pada waktu yang sama, misalnya saat berolahraga, detak jantung bertambah sedangkan tekanan darah turun.
#Mitos 4: Detak jantung yang lebih sedikit berarti kondisi jantung lemah. Fakta: Para atlet atau mereka yang aktif biasanya memiliki jeda antar detak yang lebih sedikit karena jantung mereka lebih kuat dan tak perlu bekerja keras untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kita bukan orang yang aktif, detak jantung lemah, diikuti rasa pusing, pingsan, atau rasa lemah, segera berkonsultasi dengan dokter.
#Mitos 5: Detak jantung pria dan wanita sama. Fakta :Jantung perempuan lebih kecil sehingga harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Alhasil, detaknya pun jadi lebih banyak.
#Mitos 6: Mengukur detak jantung tak kenal waktu. Fakta : Untuk mendapatkan hasil yang akurat, ukur detak jantung dan tekanan darah di saat tubuh sedang rileks. Mengukurnya setelah berolahraga atau ketika kita sedang stres akan memberikan hasil yang kurang akurat.
#Mitos 7: Makin cepat detak jantung makin banyak lemak yang terbakar. Fakta :Prinsip pembakaran lemak dan kerja jantung tidak sama. Justru lemak yang terbakar makin banyak saat detak jantung stabil di angka 45-60.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.