Putri Donna Agnesia: My Name is-nya Sabrina  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 6 Maret 2017 08:00 WIB

Donna Agnesia dan Darius Sinathrya terpilih menjadi duta EF di Jakarta, 21 Januari 2016. TEMPO/Dini Teja

TEMPO.CO, Jakarta - Donna Agnesia menceritakan bagaimana putrinya, Sabrina belajar bahasa asing. Menurut Donna yang juga duta lembaga kursus bahasa Inggris English First, Sabrina yang diajari multibahasa masih mencampuradukkan bahasa dalam berbicara. “My name is-nya Sabrina,” kata Donna menirukan jawaban anaknya yang berusia 3 tahun ketika ditanyakan namanya. Penggunaan “nya” diambil dari bahasa Indonesia.

Artikel terkait:
Darius Stres, Donna Agnesia Jadi 'Cheerleader'
Donna Agnesia Biasakan Buah Hatinya Sarapan Pagi
Apa Kata Donna Agnesia Soal Artis Merangkap Pelacur?

Menanggapi itu, psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli mengatakan, pencampuran bahasa atau code switching ini akan hilang ketika anak mencapai usia 5 atau 6 tahun. Menurut dia, kekhawatiran anak akan terlambat berbicara bila diajari lebih dari satu bahasa pada usia dini, tidak beralasan. “Itu info tahun 50, 60, dan 70-an,” kata Vera.

Ia menuturkan, teori perkembangan bahasa yang digagas ahli linguistik Noam Chomsky menyebutkan, di dalam otak manusia, terdapat program language acquisition device yang memungkinkan bayi melakukan analisis dan memahami aturan dasar bahasa yang mereka dengar. “Bayi memiliki kapasitas bawaan menguasai bahasa,” katanya.

Teori itu didukung pernyataan pakar lainnya, Francois Grosjen. Dalam buku berjudul Life as a Bilingual, ia mengatakan bayi yang berbicara dalam lebih dari satu bahasa tidak akan mengalami keterlambatan wicara. Menurut Roslina, keterlambatan wicara terjadi karena adanya ketidaksempurnaan biologis bayi yang berlangsung pada usia 0-36 bulan.

Roslina menjelaskan, fungsi bicara melibatkan kerja sama sistem saraf pusat dan area berpikir, seperti interpretasi bunyi, kemampuan verbal dan memori, serta aspek emosi dan sosial individu. Sebab itu, dia menyarankan orang tua memperkenalkan bahasa kepada anak-anaknya dari mulut sendiri, seperti melalui pembacaan dongeng, nyanyian, atau permainan. “Riset menunjukkan, pengenalan bahasa lewat gawai dan televisi diberikan setelah usia 36 bulan,” katanya.

Roslina meyakini kemampuan multibahasa dapat membentuk kemampuan anak beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan. “Makin banyak bahasa, makin banyak emosi yang mereka pelajari terlibat di dalamnya. Dan, kalau salah-salah pun, anak tetap dipuji.”

Psikolog Tara Adhisti de Thouars punya pendapat lain. Dia mengatakan pendidikan multibahasa tidak dapat diterapkan kepada semua anak di usia dini. Alasannya, kemampuan dan kebutuhan berbahasa setiap anak berbeda. “Tidak semua anak memiliki kemampuan linguistik,” kata Tara.

Ia mengungkapkan, seorang bayi mulai belajar menangkap bahasa dan berbicara pada usia 1,5-2 tahun. Pada usia ini, anak sebaiknya diperkenalkan pada bahasa ibu. “Jangan dibikin bingung, pilih satu saja yang ingin dikuasai,” katanya.

Namun, bila dalam perjalanannya anak bisa menangkap dengan baik, pelajaran berbahasa dapat dilanjutkan dengan memperkenalkan bahasa kedua. Hal itu yang dipraktekkan Tara kepada kedua anaknya yang mampu memahami bahasa Indonesia dengan baik dan juga tertarik menonton tayangan televisi berbahasa Inggris. “Karena saya melihat mereka dapat menangkap kedua bahasa, saya sekarang campur-campur dalam berbahasa,” katanya.

Namun ia pernah menangani pasien yang malah mengalami keterlambatan wicara setelah masuk kelompok bermain dengan pengantar bahasa Inggris. “Di rumah, anak itu cerewet karena menggunakan bahasa Indonesia, tapi menjadi pendiam di sekolah karena dia tidak mampu menangkap bahasanya,” katanya.

Kejadian itu menimbulkan masalah baru. Anak menjadi tertutup dan tidak percaya diri karena menganggap dirinya tidak mampu berbahasa Inggris. “Kita harus peka terhadap kebutuhan dan kemampuan anak. Jangan memaksakan bahasa Inggris, padahal orang tuanya berbahasa Indonesia,” ujarnya.

MARTHA WARTA SILABAN

Berita lainnya:
Suri Cruise, Tujuan Hidup Katie Holmes
Putri Raja Arab: Gila Belanja, Modis, dan Hampir Dipenjara
Anda Terlalu Cinta atau Justru Posesif Terhadap Pasangan?

Berita terkait

Donna Agnesia: Kehadiran Red Sparks Bisa Bangkitkan Minat Anak Muda terhadap Bola Voli

7 hari lalu

Donna Agnesia: Kehadiran Red Sparks Bisa Bangkitkan Minat Anak Muda terhadap Bola Voli

Artis Donna Agnesia menilai kehadiran Red Sparks bisa membangkitkan minata anak muda terahadap olahraga bola voli.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.

Baca Selengkapnya

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.

Baca Selengkapnya

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini

Baca Selengkapnya

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.

Baca Selengkapnya