Survei: 6 Juta Pasangan Mengalami Gangguan Kesuburan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 20 Februari 2017 19:41 WIB

Ilustrasi pasangan dan kesuburan. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kebahagiaan keluarga salah satunya adalah hadirnya sang buah hati sebagai penerus keturunan dan pelipur kesempurnaan di dalam sebuah keluarga. Sulitnya memiliki anak bisa memicu keributan di dalam rumah tangga yang bisa berujung perceraian.

Menurut survei Sosial Ekonomi Nasional dan BKKBN 2015, dari keseluruhan data populasi di Indonesia, jumlah pasangan usia subur sebesar 48,609 juta pasangan. Dari total pasangan usia subur tersebut, sebanyak 10-15 persen atau 6 juta pasangan di antaranya mengalami gangguan kesuburan.

“Gangguan kesuburan merupakan kegagalan pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi," kata Konsultan Kesuburan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia - Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K), dalam keterangan tertulis, Sabtu 18 Februari 2017. Menurut dia, faktor suami atau istri atau kombinasi keduanya dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Yang termasuk faktor istri misalnya gangguan pematangan sel telur, sumbatan saluran telur atau gangguan pada rahim dan indung telur. Sedangkan yang termasuk dalam faktor pria adalah masalah sperma.

Budi menjelaskan gangguan kesuburan terjadi karena sumbatan saluran telur sebesar 35 persen, gangguan sperma sebesar 35 persen, gangguan pematangan telur sebesar 15 persen, dan tak bisa dijelaskan sebesar 10 persen. “Pemeriksaan masalah gangguan kesuburan pada istri akan melihat apakah ada masalah pematangan telur, kerusakan saluran telur, kista coklat ataupun gangguan rahim. Sedangkan pada pria akan dilakukan analisa sperma, yaitu jumlah sperma, bentuk sperma serta gerak sperma,” katanya.

Menurut Budi, program bayi tabung menjadi salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami masalah kesuburan. Program bayi tabung merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan yang mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim si calon ibu.

Teknik ini berbeda dengan inseminasi di mana proses pertemuan antara sperma dan sel telur tetap terjadi di dalam tubuh manusia. “Smart In Vitro Fertilization (IVF), tidak sederhana prosesnya karena sama dengan proses program bayi tabung lainnya yang melewati delapan tahapan," katanya. Delapan tahapan itu adalah pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma, penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur, penyuntikan obat penekan hormon, pengambilan sel telur, pembuahan, pengembangan embrio, penanaman embrio serta tahap menunggu hasil.

ALIA FATHIYAH

Berita lainnya:
Trik Mencukur Bulu di Daerah V
Kapan Waktu yang Tepat Ganti Bra?
Romantisme Ralph Lauren di NYFW 2017

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

5 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

8 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

15 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

16 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

25 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

27 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

28 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

29 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

30 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya