TEMPO.CO, Jakarta - Banyak wanita yang mengganti bra setiap kali habis pakai. Padahal, sebenarnya bra masih bisa dipakai dua atau tiga kali sebelum masuk ke bak cuci, seperti dilansir Shape.
Josh Zeichner, M. D., dokter kulit sekaligus direktur riset kosmetik dan klinik Rumah Sakit Mount Sinai di New York, Amerika Serikat, memastikan hal tersebut. Kecuali bila wanita itu yang sering berkeringat, maka bra dengan ukuran yang lebih longgar atau tidak melekat erat di kulit bisa menjadi pilihan. "Kain yang lebih dekat ke tubuh akan terkena lebih banyak keringat, minyak, kotoran, dan bakteri sehingga harus lebih sering di cuci," ujar Zeichner.
Mary Begovoic Johnson, ahli kulit dan biologi untuk Tide & Downy, mengatakan bahwa rata-rata orang menghasilkan satu liter keringat, 40 gram sebum, 10 gram sel-sel kulit mati, dan 10 gram garam per hari. Jumlah tersebut bahkan berlebih jika kita melakukan aktivitas di luar. Bisa dibayangkan semua itu akan ditransfer ke pakaian, terutama bra dan celana dalam.
Mungkin orang-orang tidak menyadari dan jika melakukan tes bau pada bra, biasanya aromanya tak akan mencolok karena ada parfum pada pakaian atau tubuh. Johnson menyebutnya sebagai "kotoran yang tidak terlihat".
Sebenarnya, frekuensi mengganti bra bergantung dari seberapa berkeringat seseorang. Jika kita senang berolahraga dan mengeluarkan keringat yang sangat banyak, maka mutlak mengganti bra setiap kali berolah raga.
Seorang desainer bra olahraga di Under Armour, Kate Williams, menyarankan mencuci bra tersebut dengan tangan atau mesin dengan putaran yang paling rendah setiap kali selesai berolah raga agar bra menjadi lebih tahan lama. "Meskipun menggunakan bra antimikroba yang mengurangi bau, ketika bahan bra terkena keringat, bukan berarti kita boleh untuk tidak mengganti atau tidak mencuci bra segera," ujarnya.
Artikel lain:
Busana Pengantin ala Putri Diana
Pilih Pakaian Kerja Sesuai Bidang Pekerjaan
Muslimah Somalia-Amerika Halima Aden Jadi Model Kanye West