Memahami Karakter Social Climber dari Tokoh Mia

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 20:00 WIB

Film Lala Land

TEMPO.CO, Jakarta - Anda yang telah menonton film La La Land pasti kenal dengan tokoh wanita bernama Mia yang diperankan oleh Emma Stone.

Mia bekerja sebagai pramusaji kedai kopi. Namun, wanita yang bermimpi jadi aktris terkenal itu bisa tinggal bersama beberapa teman “keren” di rumah mewah. Bergaul dari pesta ke pesta, ditemani sedan modern Prius yang siap mengantar ke mana saja. Tidak ketinggalan, Greg, seorang pria kaya raya yang baru sebulan dikencaninya.

Sosok Mia sangat kuat menggambarkan karakter seorang social climber, yakni seseorang yang berusaha mendapatkan status sosial lebih tinggi dengan cara berteman dengan orang-orang berada.

Tak dapat dipungkiri, menyaksikan film yang menonjolkan karakter wanita social climber yang bercitra negatif, sungguh tidak inspiratif. Namun mungkin itulah realita yang dilakukan banyak wanita zaman sekarang.

Haruskah kita, yang sungguh hidup dalam realita, menerima begitu saja arus besar yang ada? Walau sepintas terasa menyenangkan, ada risiko yang harus ditanggung dengan menjadi social climber.

Art Markman PhD, psikolog dari Universitas Texas, Amerika Serikat pernah menyebut tentang teori hedonis-treadmill. Bahwa, setiap kali Anda mencapai tujuan, maka Anda akan menetapkan pandangan pada tujuan berikutnya.

“(Namun) jika tujuan utama Anda adalah status yang tinggi, Anda tidak akan menikmati sekali Anda berada di sana,” kata Markman. Sulit bagi para social climber merasa bahagia walau memiliki segalanya. Pasalnya, tidak jarang, dalam upaya naik ke atas, para social climber meninggalkan jejak luka pada sesama manusia, tidak terkecuali dirinya sendiri.

Lantas apa yang menyebabkan seseorang, baik sengaja ataupun tidak, menjadi social climber?

Psikolog klinis dewasa dari Pusat Informasi dan Konsultasi Tiga Generasi, Anna Margaretha Dauhan menyebutkan, seseorang menjadi social climber biasanya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk diterima dan diakui oleh masyarakat.

“Kalau mau dilihat lebih dalam lagi, ada macam-macam kebutuhan dasar yang menjadi pendorong para social climber. Bisa jadi need for acceptance atau need for power/recognition. Biasanya berupa dorongan untuk dekat dengan orang-orang dari strata sosial lebih tinggi, yaitu ketika seseorang akan merasa lebih powerful karena berada di lingkungan orang-orang yang berpengaruh,” papar Anna.

Namun Anna menegaskan, social climber tidak termasuk dalam gangguan patologis dari sisi psikologi klinis. Walau tidak menutup kemungkinan, social climber seseorang yang menderita gangguan tertentu yang disebabkan stres atau break down akibat penolakan dari lingkungan sosial yang dituju.

“Gangguan psikologis yang diderita lebih karena penolakannya, bukan karena menjadi social climber-nya,” ujar Anna.

Dampak yang dirasakan social climber tentu berbeda-beda pada setiap orang. Untuk beberapa orang menurut Anna keberhasilan diterima di satu lingkungan sosial tertentu akan membawa kebanggaan dan perasaan bahwa ia diterima.

“Sampai pada titik tertentu, keberhasilan akan membawa kepuasan bagi yang bersangkutan. Hanya perlu dilihat lagi, apakah ini memang memberi kepuasan dalam jangka panjang?” kata Anna.

Pada akhirnya, untuk mencegah diri menjadi social climber dan merasakan kebahagiaan yang sejati, seseorang hanya perlu menerima dan menghargai dirinya sendiri.

Terlepas dari atribut seperti lingkungan sosial di mana ia berada (teman-temannya siapa, lingkungan, atau kenalannya siapa), banyak dari para social climber yang sebenarnya hanya perlu memupuk penerimaan diri dan rasa percaya dirinya.

“Dengan demikian penilaian terhadap harga dirinya tidak melulu dikaitkan dengan lingkungan di mana ia berada,” pungkas Anna.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Deena Abdulaziz Al-Saud, Putri Arab Saudi yang Nyentrik
Penjelasan Psikolog Mengenai Tren Operasi Plastik
Resep Ayam Panggang Crispy yang Gurih

Berita terkait

Kontribusi Riset Humaniora untuk Masyarakat Rentan

22 Desember 2021

Kontribusi Riset Humaniora untuk Masyarakat Rentan

Pentingnya integrasi riset sosial humaniora untuk proses penyusunan kebijakan terhadap masyarakat rentan yang terdampak pandemi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Peran Peneliti Perempuan di Tiga Sektor

17 Maret 2021

Pemerintah Dorong Peran Peneliti Perempuan di Tiga Sektor

Kementerian Riset dan Teknologi mendorong peneliti perempuan berperan di sektor kebencanaan, kesehatan, dan humanoria sosial.

Baca Selengkapnya

4 Cara Rembulan Mempengaruhi Hidup Manusia

12 Mei 2017

4 Cara Rembulan Mempengaruhi Hidup Manusia

Bulan diyakini dapat mempengaruhi seseorang secara emosional.

Baca Selengkapnya

Mengapa Kepribadian Ambiver Terbanyak di Dunia

8 Mei 2017

Mengapa Kepribadian Ambiver Terbanyak di Dunia

Setengah hingga dua per tiga populasi manusia memiliki kepribadian ambiver.

Baca Selengkapnya

Bukan Ekstrover atau Introver, Berarti Anda Seorang Ambiver?

8 Mei 2017

Bukan Ekstrover atau Introver, Berarti Anda Seorang Ambiver?

Ambiver merupakan jenis kepribadian campuran antara introver dan ekstrover. Seperti apa ambiver?

Baca Selengkapnya

Bicara dengan Hewan Tanda Kecerdasan atau Kekanak-kanakan?

13 April 2017

Bicara dengan Hewan Tanda Kecerdasan atau Kekanak-kanakan?

Proses mengenali pikiran pada manusia lain sama dengan proses psikologis menganggap hewan atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Cara Warga Amerika Saling Bantu dan Berbagi dengan Tetangga

20 Maret 2017

Cara Warga Amerika Saling Bantu dan Berbagi dengan Tetangga

Hidupkan kembali semangat gotong royong dan berbagi dengan
tetangga.

Baca Selengkapnya

Tren Gaya Hidup Minimalis, Apa Manfaatnya?

20 Maret 2017

Tren Gaya Hidup Minimalis, Apa Manfaatnya?

Kini, kata minimalis tidak hanya identik dengan gaya
dekorasi.

Baca Selengkapnya

4 Tipe Orang Pemilik Sifat Ceria, Anda Salah Satunya?

17 Januari 2017

4 Tipe Orang Pemilik Sifat Ceria, Anda Salah Satunya?

Memiliki sifat ceria memberi berbagai keuntungan.

Baca Selengkapnya

Apakah Kelewat 'Pede' Memberikan Kesan Sombong?  

8 Januari 2017

Apakah Kelewat 'Pede' Memberikan Kesan Sombong?  

Memiliki rasa kepercayaan diri memang penting, tapi...

Baca Selengkapnya