Apakah Anda Termasuk Toxic Parents?

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 30 Januari 2017 14:19 WIB

Ilustrasi anak remaja berpacaran diawasi orang tuanya. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Anak berhak dilahirkan dalam keluarga bahagia yang mencintai mereka seutuhnya. Kenyataannya, banyak anak tumbuh dengan orang tua yang destruktif dan dalam lingkungan yang tidak stabil.

Lebih buruk lagi, tidak semua orang tua menyadari, perlakuan mereka pada anak dapat merusak fisik dan mental anak. Perlakuan seperti inilah yang memicu istilah toxic parents. Toxic berarti mengandung racun. Istilah toxic parents tidak hanya ditujukan kepada orang tua dengan perilaku buruk seperti melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap anak.

Toxic parents juga dialamatkan kepada orang tua dengan tindakan yang dapat meracuni kondisi psikologis dan emosional anak. Ini lebih berbahaya, karena toxic parents jenis ini tidak kasat mata. Dari luar, mereka terlihat seperti orang tua normal. Mereka memenuhi kebutuhan fisik anak, tidak melakukan kekerasan, tidak menyakiti fisik anak, dan menginginkan yang terbaik untuk anak.

Sebagai manusia, orang tua pun tidak luput dari kesalahan. Untuk itu kami mengingatkan, perbuatan apa saja yang tanpa disadari membuat Anda masuk dalam kategori toxic parents?

1. Membuyarkan impian
“Untuk apa jadi musisi? Lebih baik kamu pilih sekolah kedokteran atau penerbangan, titik.” Jika Anda memaksakan anak untuk mengubah cita-cita sesuai kehendak Anda, berarti Anda toxic parents. Tanpa disadari Anda membuyarkan impian, melemahkan semangat, dan menurunkan kepercayaan diri anak.

Jika cita-cita anak ternyata berbeda dengan harapan Anda, kompromilah. Ada, lho seorang teman SMA kami yang berhasil jadi dokter, tetapi tetap menekuni profesi DJ. Sikap kompromistis tidak hanya akan menghindari konflik antara orang tua dan anak, tetapi akan menerbitkan solusi yang menguntungkan semua pihak.

2. Menyela ucapan
“Tidak ada tapi-tapi, pokoknya kalau Mama bilang A, ya harus A.” Saat berdiskusi dengan anak, Anda menganggapnya sebagai pertarungan debat. Setiap ada ketidaksepahaman, Anda cenderung mendebat dan memotong ucapan anak. Tahukah Anda rasanya dituntut selalu mendengarkan tetapi tidak pernah didengarkan?

Sakitnya, tuh di sini (tunjuk ke dada). Anak yang merasa tidak nyambung saat bicara, berdiskusi, apalagi curhat kepada orangtua akan cenderung mencari kenyamanan dari orang lain di luar rumah. Yakin, Anda siap diduakan dengan sahabat atau pacar anak.

3. Menghambat kemandirian
Anak ingin makan sendiri, tidak boleh karena takut berantakan. Anak ingin mandi sendiri, dilarang karena takut terpeleset. Anak ingin pilih baju sendiri, Anda marah karena membuat lemari berantakan. Jangan terus menganggap anak sebagai bayi. Seiring bertambahnya usia, kemampuan hidup anak meningkat. Berikan kepercayaan bagi mereka, yang perlu Anda lakukan hanya mengawasi dan memberi bantukan ketika dibutuhkan.

4. Membicarakan keburukan anak di depan orang lain
Bahkan ucapan sesepele “waduh, anakku, sih paling susah disuruh bangun pagi” termasuk dalam kategori membicarakan keburukan anak. Anak juga punya harga diri. Membicarakan keburukan anak di depan orang lain, apalagi didengar langsung anak adalah perbuatan yang melukai hati, meruntuhkan kepercayaan diri, menumbuhkan sifat rendah diri, dan mempermalukan. Berhati-hatilah saat membicarakan soal anak kepada orang lain. Jagalah privasi anak seperti Anda ingin privasi pribadi Anda terjaga rapi.

5. Mengungkit kesalahan
Ketika anak berbuat salah dan telah menyadari kesalahannya, tidak perlu terus mengungkit. Namun tanpa disadari orang tua melakukannya. Misalnya, ketika anak jatuh karena berlari-larian meski telah diperingatkan. Tidak perlu menambah sakit fisiknya dengan sakit batin karena Anda mengoceh, “Makanya, sudah tahu enggak boleh lari-larian, kenapa malah lari?” Jangan jadikan kesalahan anak sebagai ajang memperburuk situasi. Tanpa Anda sebutkan pun, anak tahu perbuatannya salah. Pilih kalimat positif, misalnya, “Sudah, sini jalan pelan-pelan supaya tidak jatuh lagi.”

TABLOIDBINTANG

Baca juga:
Risiko Jika Alergi Makeup Bergluten
Mendeteksi Penyakit Lewat Titik Nyeri di Perut
Jalan atau Lari, Lakukan Saja karena Sama Bagusnya

Berita terkait

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.

Baca Selengkapnya

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.

Baca Selengkapnya

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini

Baca Selengkapnya

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.

Baca Selengkapnya