Cegah Penyakit Berbahaya dengan Rutin Periksa Tekanan Darah

Reporter

Senin, 9 Januari 2017 09:18 WIB

Ilustrasi anak hipertensi/tekanan darah tinggi. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mengukur tekanan darah secara mandiri akan membantu mendeteksi berbagai penyakit, terutama hipertensi. Apalagi saat ini banyak alat yang bisa digunakan untuk mengukur tekanan darah secara akurat.

Dokter spesialis jantung Siska Suridanda Danny menjelaskan, memeriksa tekanan darah secara mandiri sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko hipertensi. Pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan mudah menggunakan sejumlah alat yang umum dijual di pasaran.

“Cara ini membantu sekali dalam memberikan diagnosis hipertensi lebih dini sehingga bisa cepat ditanggulangi,” ujarnya.

Biarpun sudah diperiksa di rumah sakit atau klinik, pemeriksaan mandiri juga perlu dilakukan. Pasalnya, dalam dunia kedokteran dikenal istilah white coat hypertension, yakni kondisi tekanan darah seseorang yang tinggi ketika diukur di depan dokter, tapi menjadi normal jika diukur di rumah. Penyebabnya adalah rasa cemas ketika berada di rumah sakit yang dapat mempengaruhi hasil tekanan darah.

Siska menjelaskan, pemeriksaan secara mandiri di rumah lebih mencerminkan kondisi sehari-hari. Bagi mereka yang sedang menjalani pengobatan, pemeriksaan secara mandiri juga membantu penentuan jenis dan dosis obat tertentu. Namun, Siska mengingatkan, pemberian dosis obat dan tata cara pemeriksaan ini tetap harus dikonsultasikan dengan dokter.

Terkait dengan alat yang digunakan, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Siska menuturkan beberapa orang membutuhkan alat khusus yang sesuai dengan kondisinya.

Walau menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat, kesadaran terhadap hipertensi masih minim. Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Yuda Turana, pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia soal hipertensi saat ini masih rendah.

Menurut riset, 60 persen penderita hipertensi justru tidak sadar bahwa mereka memiliki penyakit tersebut. Adapun 80 persen di antaranya tidak mengontrol tekanan darah.

Hipertensi sebenarnya bukan tanpa gejala. Beberapa pengidap penyakit ini biasanya mengalami sakit kepala, terutama di bagian belakang pada pagi hari, pusing, vertigo, telinga berdengung, dan gangguan penglihatan.

Hipertensi juga menimbulkan sejumlah gejala, seperti jantung berdebar, sulit bernapas setelah bekerja keras, mudah lelah, wajah memerah, dan hidung berdarah. “Hipertensi bisa disebabkan faktor genetik dan faktor lingkungan,” kata Yuda.

Ia menjelaskan, hipertensi biasanya menyerang pada usia 35-55 tahun. Hipertensi juga bisa diturunkan secara genetik. Dari lingkungan, faktor yang mempengaruhi antara lain makanan, obesitas, dan kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus.

Hipertensi bisa meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung. Jika di dalam tubuh juga ditemukan kadar kolesterol dan gula darah yang tinggi, kemungkinan terserang penyakit jantung akan semakin besar.

BISNIS





Artikel lain:
Sambil Duduk di Toilet, Coba Lakukan 7 Kegiatan Produktif
Yoga Prenatal, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
Cara Unik Narsih Membatik, Pakai Daun dan Palu


Advertising
Advertising

Berita terkait

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

4 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

20 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

21 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

22 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

22 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

22 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya