Waspadai Penggunaan Kertas Daur Ulang untuk Makanan

Reporter

Rabu, 21 Desember 2016 11:00 WIB

Nasi bungkus yang diduga mengandung racun dikawasan Bumi perkemahan Cibubur, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara mengingatkan kepada masyarakat agar mewaspadai bahaya penggunaan kertas yang merupakan hasil daur ulang dan dijadikan pembungkus makanan.

"Hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia karena kertas tersebut bercampur dengan bahan kimia," kata Ketua YLKI Sumatera Utara Abubakar Siddik, di Medan, Selasa, 20 Desember 2016.

Menurut dia, para penjual makanan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kertas daur ulang tersebut, yang kemungkinan banyak terdapat bibit bakteri atau sumber penyakit yang akan menyerang manusia.

"Sebelum peristiwa yang tidak diinginkan itu terjadi, alangkah baiknya kita mengingatkan penggunaan kertas pembungkus yang diperoleh dari hasil daur ulang tersebut," ujar Abubakar.

Ia menyebutkan yang namanya kertas bekas atau hasil daur ulang tentunya sangat rentan menimbulkan penyakit di tengah masyarakat dan hal ini harus segera dicegah. Masyarakat juga tidak mau jatuh sakit hanya gara-gara menggunakan kertas daur ulang yang dihasilkan dari sebuah pabrik di negeri ini. "Kita juga harus menyelamatkan masyarakat dari bahaya pemakaian kertas daur ulang," ucapnya.

Abubakar menjelaskan, kertas daur ulang banyak dimanfaatkan penjual makanan untuk membungkus nasi, mi, martabak, gorengan, dan sebagainya. Untuk menghindari agar masyarakat tidak terkena penyakit yang sangat berbahaya itu, maka petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan akan turun tangan untuk memeriksa kertas daur ulang tersebut.

Penyakit berbahaya yang bersumber dari zat-zat kimia tersebut adalah kanker, kerusakan hati, dan gangguan reproduksi. "Pemerintah melalui Dinas Kesehatan, BBPOM, dan institusi terkait lainnya harus meneliti terlebih dahulu kertas daur ulang tersebut sebelum digunakan masyarakat maupun pedagang makanan," kata Abubakar.

Berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas pangan yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram. Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram. Artinya, ada 105-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya dan ini melebihi batas yang ditentukan.

BISNIS

Artikel lain:

Manfaat Jeruk Nipis, Bakar Lemak hingga Bantu Pencernaan
Minum Obat Kesuburan Supaya Hamil, Pahami Risikonya
Cara Mudah Turunkan Berat Badan dengan Minyak Kelapa

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya