TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penyebab meningkatnya kasus kanker paru-paru di Indonesia adalah sulitnya mendeteksi sel kanker pada stadium awal. "Para penderita biasanya mulai mengeluhkan gejala kanker paru-paru pada stadium lanjutan, yaitu saat mereka mulai sesak napas dan batuk darah," kata ahli onkologi paru dan pernapasan, Elisna Syaruddin.
Elisna menjelaskan, sel kanker paru-paru tidak seperti sel kanker lain—seperti sel kanker payudara dan mulut rahim atau serviks yang bisa dideteksi sejak stadium awal—sehingga risiko peningkatan ke stadium lanjutan bisa diantisipasi. "Sangat sulit mendeteksi sel kanker paru-paru pada stadium awal karena biasanya masih tumbuh di luar sistem pernapasan atau perifer dan belum mengganggu saluran pernapasan," katanya.
Menurut Elisna, faktor terbesar pemicu tumbuhnya sel kanker paru-paru adalah asap rokok. "Rata-rata penderita kanker paru-paru adalah perokok karena risikonya delapan kali lebih besar daripada penderita yang bukan perokok," ujarnya.
Dia mengatakan setiap orang mempunyai risiko terkena kanker paru-paru, tapi semua itu bergantung pada lingkungan dan gaya hidup si penderita. "Walaupun penderita tidak merokok, jika dia terus-menerus menghirup asap rokok setiap hari atau menjadi perokok pasif, itu sangat berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker," katanya.
Elisna menyebut, pengecekan kesehatan rutin merupakan langkah antisipasi yang paling mungkin dilakukan untuk meminimalkan perkembangan sel kanker paru-paru. "Orang Indonesia umumnya jarang memeriksakan kesehatan. Mereka biasanya menganggap enteng jika terserang batuk ringan. Padahal bisa saja itu cikal bakal tumbuhnya sel kanker," ucapnya.
Senada dengan pernyataan Elisna, Kepala Klinik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Adityawati Ganggaiswari menyatakan hanya 10-15 persen pertumbuhan sel kanker paru-paru dipengaruhi oleh keturunan. Sisanya, sebesar 90-95 persen disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. "Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan merokok, merupakan faktor pemicu terbesar sel kanker tumbuh," katanya.
Adityawati menambahkan, kanker paru-paru tidak mengenal kalangan tertentu. "Selama orang itu merokok atau memiliki gaya hidup yang tidak sehat, potensi terkena kanker pun besar, tidak peduli dia dari kalangan mana," tuturnya. Dia berharap masyarakat sadar akan bahaya merokok sehingga melakukan pengecekan rutin sejak dini untuk mengantisipasi risiko terkena kanker paru- paru.
BISNIS
Artikel lain:
Tidur Cukup, Aneka Penyakit Kronis pun Pergi
Kiat Mengatasi Flu pada Anak tanpa Obat-obatan
Nikmati Teh di Pagi dan Sore, Rasakan Khasiatnya buat Tubuh
Berita terkait
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?
1 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
1 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
8 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
10 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
10 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
10 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
11 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
11 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
14 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDefinisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang
18 hari lalu
Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.
Baca Selengkapnya