Cegah Kanker Paru-paru dengan Tip Berikut  

Reporter

Jumat, 16 Desember 2016 18:56 WIB

Ilustrasi. ccsevents.ca

TEMPO.CO, Jakarta - Para pakar kesehatan selalu mengingatkan kita untuk menghindari faktor risiko agar tak terserang kanker paru-paru. Kalaupun tak terhindari, keberhasilan pengobatan bisa lebih tinggi jika kita melakukan deteksi dini.

"Menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini akan sangat berperan dalam keberhasilan pengobatan," ujar spesialis pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE.

Dia menyebutkan sejumlah faktor risiko kanker yang dapat dihindari, di antaranya kebiasaan merokok, yang berhubungan dengan sekitar 70 persen kematian akibat kanker paru. Faktor risiko lain, adanya bahan berbahaya seperti radon, asbes, arsenik, berilium, uranium, serta riwayat radiasi.

Faktor lainnya ialah mempunyai penyakit paru lain, seperti emfisema, bronkitis kronik, PPOK, dan TB, yang meningkatkan risiko terkena kanker paru. Di samping itu, ada risiko dari riwayat keluarga yang juga menderita kanker paru-paru. Pernah mengalami kanker pada organ tubuh lain juga menjadi faktor risiko kanker paru-paru.

"Risiko terserang kanker paru meningkat dengan pertambahan usia, dan laki-laki lebih sering dari perempuan," kata Tjandra mengungkapkan.

Kanker paru adalah salah satu kanker dengan penderita terbanyak di dunia. Kematian akibat kanker ini di dunia lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.

"Satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia," katanya.

Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang sepuluh penyebab kematian di dunia pada 2015 menunjukkan kanker paru, trakea, dan bronkus merupakan penyebab kematian ke-7 di dunia.

Beberapa gejala yang dapat dicurigai sebagai kanker paru di antaranya ialah perubahan jenis dahak, nyeri dada atau punggung, batuk darah, dan sulit menelan. Bila menemukan gejala ini, Tjandra menyarankan agar dilakukan pemeriksaan, yakni anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto rontgen, CT dan PET scan, serta bronkoskopi atau biopsi jarum.

BISNIS

Artikel lain:
Tip Menjaga Berat Badan saat Liburan Akhir Tahun
Arti Sakit Perut Anda
Kiat Mengatasi Flu pada Anak Tanpa Obat-obatan

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

8 jam lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

4 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

21 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

23 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

23 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya