Berani Pedas Level Tinggi, Coba Sate Taichan  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 15 Desember 2016 12:00 WIB

Sate Taichan. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Sate ibarat sudah berjodoh dengan bumbu kacang, kecap, atau rencah. Setidaknya begitu sajian daging tusuk ala Madura yang selalu dilumuri bumbu kacang dan kecap ini. Atau sate Padang yang ditemani bumbu kuning olahan rempah-rempah.

Di tengah dominasi dua jenis sate itu, hadir pendatang baru yang bernama sate taichan. Sama-sama daging ayam tusuk yang dibakar, namun bumbunya berbeda dengan sate ala Madura atau Padang. “Ini satu-satunya jenis sate yang bisa membuat keringat bercucuran saat melahapnya,” kata Yusuf, 47 tahun, penjual sate taichan di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta.

Yusuf tak tahu persis pemicu sate taichan menjadi kondang di antara penggila kuliner. Yang jelas, kata ia, di sepanjang Jalan Asia Afrika Senayan berjajar lapak-lapak penjual sate taichan sejak enam bulan terakhir. Tambah menarik lantaran tiap lapak dihiasi lampu-lampu LED sebagai identitas kedai.

Menurut Yusuf, sate taichan adalah makanan khas asal Taiwan dan Cina. Di sana, sate taichan menggunakan daging kelinci atau babi. Bumbunya pun cuma semacam kecap asin. Ketika populer di Indonesia, ia menambahkan, bahannya dimodifikasi menjadi daging ayam dengan siraman sambal.

Cara mengolahnya ternyata mirip dengan sate-sate lain. Menurut Yusuf, daging ayam yang sudah ditusuk pada stik bambu diolesi dulu dengan kaldu cair yang sudah dicampur rempah dan garam. Barulah dibakar di atas bara. “Cukup dibakar selama 10 menit, tak sampai gosong,” ia berujar.

Teknik membakarnya tak boleh sembarangan. Sate harus cepat dibolak-balik senyampang kipas terus membuat bara menyala. Cara ini yang membuat daging sate tetap berwarna putih, namun matang hingga ke dalam.

Barulah sate disajikan dengan lontong yang disiram dengan bumbu sambal. Soal bumbu ini, tiap pedagang punya caranya masing-masing. Yusuf memilih menggerus 3 kilogram cabai rawit dengan blender, sehingga bumbunya menjadi lembut. Adapun pedagang lain menyajikan bumbu sambal dengan gerusan kasar sehingga masih tampak kulit dan biji cabai.

Dan benar saja, 3 kilogram cabai yang jadi siraman sate sudah menohok pada tusuk pertama. Pada tusuk sate ketiga, keringat mulai bercucuran di kepala. Lidah dan mulut terasa terbakar karena sambal sate ini. Bagi Anda yang tak gemar makanan pedas, bisa memesan sate taichan dengan perasan jeruk limau saja. Atau tetap menyiram dengan bumbu pedas, namun menambahkan kecap yang tersedia di meja.

Sensasi pedas itu pula yang membuat Fenni Aulianti, 20 tahun, ketagihan sate taichan. Dia mengaku tak doyan sate dengan bumbu kacang atau bahannya jeroan. Namun pedasnya sate taichan membuatnya berubah pikiran. “Apalagi isi sate taichan daging semua, tak ada lemak dan kulit,” kata perempuan mahasiswa di sebuah kampus swasta ini.

Sementara itu, Saleh, 20 tahun, menyebut rasa pedas sate taichan adalah daya tarik. Rasa ini membuat penggemar kuliner tak beranjak dari kursi sebelum rasa pedas hilang dari mulut. “Selain rasa satenya, saya dapat suasana nongkrongnya,” tutur warga Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, ini.

Seporsi sate taichan dengan 10 tusuk dan selonjor lontong harganya Rp 25 ribu. Namun Anda harus siap-siap mengeluarkan biaya parkir ekstra bila jajan di sepanjang Jalan Asia Afrika. Petugas parkir liar memungut tarif tak masuk akal yang membuat kenikmatan bersantap hilang seketika.

RAYMUNDUS RIKANG

VIDEO Uenakee Sate Klatak



Berita lainnya:
6 Landasan Pernikahan yang Rapuh
Cara Bijak Mengatasi Konflik dengan Rekan Kerja
Sikap Bagi Orang Tua Jika Nilai Anak Tak Memuaskan

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

17 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya