TEMPO.CO, Jakarta - Si kecil sudah bisa berjalan, bahkan berlari. Tapi ternyata dia lebih suka duduk di stroller ketimbang berjalan kaki sendiri.
Sebagai orang tua, pastinya timbul rasa khawatir atau mungkin juga rasa kesal pada anak. Sebelum mencari solusi untuk mengatasi kebiasaan ini, pastikan anak dalam kondisi sehat secara fisik.
Jika secara fisik anak dalam kondisi baik, segera ubah sikap ketergantungan itu. Mulailah secara bertahap. Awali dengan menetapkan batas waktu tertentu untuk tidak boleh terlalu lama duduk di dalam stroller, misalnya sekitar 20 menit, meskipun anak meminta hingga merengek.
Sebelum bepergian, berikan pemahaman kepada anak bahwa ia harus berjalan selama beberapa saat sebelum ia boleh duduk di stroller. Ulangi kebiasaan ini serta usahakan tidak menyerah dan memenuhi permintaan anak ketika ia merengek.
Apabila anak menolak berjalan, jelaskan kepadanya, jika ia tidak mau berjalan, Anda akan segera pulang. Strategi ini akan berhasil jika Anda bepergian untuk memenuhi kepentingan anak, misalnya bermain di taman bermain atau membelikannya mainan.
Jangan lupa menciptakan suasana yang menyenangkan ketika sedang berjalan. Ajak anak berinteraksi dengan membicarakan tempat yang akan dituju, kegiatan yang akan dilakukan, atau topik lain. Dengan pengalaman ini, anak akan merasa lebih nyaman dan merasa kebiasaan berjalan sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Terakhir, ingatlah untuk tidak memaksakan anak berjalan terlalu jauh. Sebab, jarak yang dekat, menurut Anda, bisa jadi kesulitan ditempuh oleh anak.