Anemia Ternyata Bukanlah Penyakit Akibat Kurang Darah  

Reporter

Senin, 7 November 2016 13:01 WIB

Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini, diabetes melitus dan jantung koroner dikenal sebagai dua penyakit yang menelan banyak korban di Indonesia. Temuan tersebut membuat orang abai akan penyakit lain. Padahal sebenarnya ada satu lagi penyakit yang cukup mengkhawatirkan, yaitu anemia.

Yuk, Minum Susu

Kebanyakan orang Indonesia biasa menyebut anemia sebagai penyakit “kurang darah”. Namun sebenarnya anemia adalah sebuah kondisi tidak sehat, di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada batas normal berdasarkan pemeriksaan laboratorium.

Perlu diketahui, ternyata 1 dari 5 penduduk Indonesia berisiko tinggi menderita anemia. Padahal anemia yang menjangkiti usia produktif akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas sebanyak 20 persen, atau sekitar 6,5 jam kerja per pekan.

Wakil Ketua Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Yustina Anie Indriastuti menjelaskan, anemia dapat menyebabkan penderitanya lebih cepat lelah dan menurun konsentrasinya. “Karena dia kekurangan oksigen pada jaringan tubuhnya, sehingga mengurangi kemampuan beraktivitas. Produktivitas pun menurun,” kata Yustina di sela-sela seminar “Sehat tanpa Anemia untuk Indonesia yang Lebih Produktif” di Pejaten Village, Jakarta.

Dia mengungkapkan, sebagian besar kasus anemia di Indonesia dipicu oleh defisiensi zat besi. Sebab, makanan berzat besi yang dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari bahan nabati atau dedaunan hijau tua, seperti bayam, daun singkong, atau kangkung.

Padahal zat besi yang didapatkan dari bahan nabati, alias tumbuh-tumbuhan, lebih sulit diserap tubuh. Akibatnya, rata-rata penduduk Indonesia menyantap kudapan dengan kandungan zat besi yang lebih rendah daripada kebutuhan tubuh. “Kesadaran masyarakat Indonesia akan kecukupan gizi dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari kurang, terutama makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani, seperti hati, daging sapi atau kambing, unggas, dan ikan, yang lebih mudah diserap tubuh.”

Untuk mengatasi anemia, tutur Yustina, pertama-tama kenali terlebih dahulu beberapa gejalanya, seperti letih, lesu, lemah, lelah, lalai (5L), sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang, mudah capek, sulit konsentrasi, serta pucat. Selain itu, ketahuilah faktor-faktor yang membantu peningkatan daya serap zat besi ke dalam darah.

Beberapa makanan yang membantu penyerapan zat besi antara lain daging, ikan, unggas, dan vitamin C. Sebaliknya, yang menghambat antara lain teh, susu, kopi, kalsium, fosfor, serat, dan fitat.

BISNIS

Berita lainnya:
Asal-usul Jaket Bomber Jokowi
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari
Pilih Kredit yang Disertai Asuransi bila Ingin Beli Rumah


Berita terkait

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

21 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

25 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

25 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

9 Cara Mengatasi Mata Berkunang-kunang

48 hari lalu

9 Cara Mengatasi Mata Berkunang-kunang

Mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya mata berkunang-kunang dan menjaga kesehatan mata Anda secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

48 hari lalu

7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

Mata berkunang-kunang terkadang terasa seperti sedang melihat bintang, kilatan cahaya, atau aura.

Baca Selengkapnya

BRIN Teliti Manfaat Daun Kelor untuk Atasi Stunting dan Anemia

55 hari lalu

BRIN Teliti Manfaat Daun Kelor untuk Atasi Stunting dan Anemia

BRIN menggarap proyek penelitian tentang intervensi pemberian makanan tambahan yang diperkaya daun kelor untuk balita berstatus stunting dan anemia.

Baca Selengkapnya

Banjir Istilah Kesehatan Saat Debat Capres: Stunting, Gizi Buruk, Obesitas, hingga Anemia

5 Februari 2024

Banjir Istilah Kesehatan Saat Debat Capres: Stunting, Gizi Buruk, Obesitas, hingga Anemia

Isu kesehatan dalam debat capres muncul mulai dari stunting, gizi buruk, obesitas, dan anemia. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Pakar: Ibu Hamil Perlu Zat Besi tapi Jangan Kelebihan Vitamin A, Cek Risikonya

16 Januari 2024

Pakar: Ibu Hamil Perlu Zat Besi tapi Jangan Kelebihan Vitamin A, Cek Risikonya

Ibu hamil butuh zat besi untuk mencegah anemia dan perkembangan janin tapi tak dianjurkan mengasup vitamin A terlalu banyak. Pakar sebut risikonya.

Baca Selengkapnya

Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

10 Januari 2024

Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

Pajanan timbal dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, khususnya pada anak. Berikut penjelasan peneliti FKUI.

Baca Selengkapnya