Ilustrasi pasangan saling buang muka. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Selama pasangan tidak pakai narkoba, tidak melakukan kekerasan, dan tidak punya selingkuhan, cobalah mencocokkan diri. Ini kalimat bijak yang dikutip banyak orang dari seorang wanita inspiratif Tanah Air, Dewi Motik. Artinya, tidak ada pasangan yang benar-benar cocok secara otomatis.
Hal senada dikatakan Anggia Chrisanti, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria. Menurut dia, ketika ada pasangan, terutama suami-istri, yang merasakan ketidakcocokan, solusinya bukan berarti berpisah atau bercerai. Kalau ada banyak contoh kasus orang-orang yang memilih bercerai karena ada masalah ketidakcocokan, seharusnya tidak seperti itu.
“Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenali dengan benar kepribadian dan karakter pasangan. Setelah itu, cari tahu cara menghadapi mereka dengan cara yang terbaik sesuai dengan kepribadian pasangan,” kata Anggia. “Jadi yang dibutuhkan itu adalah kemampuan negosiasi yang lebih baik.”
Dengan kemampuan negosiasi yang baik, seseorang akan mendapatkan apa yang diinginkan dan membuatnya bahagia tanpa harus terlihat memaksa atau melukai perasaan pasangannya. Cara menyampaikan harapan dan keinginan yang salah inilah yang kemudian memicu pertengkaran dalam rumah tangga, sehingga keduanya merasa tidak bahagia.