TEMPO.CO, Jakarta - Pada dasarnya, gigi berwarna putih. Namun dalam perkembangannya, banyak gigi yang berubah kuning atau bahkan kebiruan. Lalu, apa penyebab perubahan warna itu?
Lapisan luar gigi adalah enamel yang transparan dan di lapisan bawahnya adalah dentin, jaringan keras pembentuk isi gigi yang berwarna kuning. Seiring dengan perjalanan waktu, gigi pun berubah warna karena dentin menyerap warna-warna dari makanan yang kita santap.
"Perubahan warna itu tak bisa dihilangkan kecuali dengan bantuan produk pemutih profesional," jelas Michaela O'Neill, ketua British Society of Dental Hygiene and Therapy, di Dailymail.
Rajin menggosok gigi diklaim sebagai salah satu upaya untuk menjaga gigi tetap sehat. Dalam nasihat lama, kita diminta untuk menggosok gigi setiap habis makan. Di banyak negara, terutama di Amerika Selatan, orang disarankan menyikat gigi tiga kali sehari.
Di Inggris, frekuensi menyikat gigi yang disarankan hanya dua kali sehari, masing-masing selama dua menit. Hasil survei di negara itu, empat dari 10 orang bahkan sering tak menyikat gigi dalam sehari dan mereka yang rutin menggosok gigi hanya melakukannya selama 45 detik.
Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah menggosok gigi terlalu keras, padahal hal itu bisa membuat abrasi pada gigi. Cara menggosok gigi yang baik adalah dengan menjaga sudut sikat dan gusi sebesar 45 derajat dan gosoklah gigi dalam gerakan lingkaran kecil.
Bagi mulut menjadi empat bagian, yakni kiri atas, kiri bawah, kanan atas, kanan bawah. Gosok gigi di area tersebut masing-masing 30 detik. Bila salah menyikat gigi, misalnya terlalu keras, akibatnya adalah pengikisan enamel, mengekspos dentin, dan akhirnya muncul lubang di gigi.
Bila ingin menggosok gigi tiga kali sehari, tunggu sampai satu jam setelah makan untuk memastikan kondisi enamel sudah kembali mengeras setelah terkena makanan atau minuman.
PIPIT
Artikel lain:
7 Alasan Orang Terus Menunda Pernikahan
6 Cara Menghindari Varises
Mengenal Lebih Jauh tentang Daging dan Telur Ayam
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
28 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya