TEMPO.CO, Bandung - Maraknya kabar tentang peredaran beras oplosan dan beras berpemutih membuat resah para ibu rumah tangga. Beras yang telah melalui proses kimiawi ini dikhawatirkan membahayakan kesehatan jika dikonsumsi saat berbentuk nasi.
Beras yang mengandung pemutih dan bahan pengawet, seperti boraks, formalin, ataupun kaporit, dapat mengakibatkan kanker, alergi, keracunan, bahkan kematian. Chef Sushi Crowne Plaza Hotel, Bandung, Yanuar Demi, berbagi tip cara mengolah beras agar terhindar dari kandungan berbahaya. Berikut ini rinciannya.
1. Buang beras mengambang
Agar terhindar dari beras yang berkualitas buruk atau bahkan berbahan dasar plastik, Anda semestinya membuang beras yang mengambang dalam proses pencucian. Rendam beras selama 2-3 menit sebelum dicuci. Buang jika ada butiran beras yang mengambang. Beras yang mengambang menandakan sudah lama dan berkualitas buruk sehingga nasi tidak pulen saat dimasak.
2. Pakai arang
Supaya terhindar dari beras berpemutih atau berbahan kimia lainnya, Anda bisa menggunakan arang yang berfungsi sebagai karbon aktif penyaring racun. Caranya, bakar batok kelapa hingga menjadi arang. Pastikan arang yang digunakan asli dari batok kelapa.
Setelah menjadi arang, masukan beberapa keping ke dalam wadah berpori, semisal kain. Masukkan arang yang terbungkus kain itu ke dalam beras yang akan dimasak. Dalam proses pemasakan itulah bahan kimia akan terserap ke dalam arang, sehingga nasi akan lebih putih dan aman dikonsumsi
3. Cuci sampai bening
Cara lain yang cukup mudah untuk menghilangkan zat kimia pada beras adalah dengan mencuci beras hingga air yang akan digunakan menanak bening. Para ibu sering membiarkan air keruh dalam beras saat pencucian, dengan alasan, jika dicuci terlalu bersih, kepulenan dan karbohidrat beras akan hilang. Padahal, lima kali pencucian atau hingga air bilasan terakhir bening dapat mengurangi kadar zat kimia di dalam beras.
4. Hindari beras yang rapuh
Ketika membeli beras, pastikan teksturnya tidak rapuh saat diremas tangan. Anda juga mesti memperhatikan warnanya, yakni putih wajar dan tidak terdapat banyak bubuk beras yang berbentuk seperti tepung di sekitarnya. Hal tersebut mengantisipasi Anda mendapat beras berkualitas buruk dan berbahan campuran zat kimia berbahaya.
DWI RENJANI
Baca juga:
Tip Dekorasi Kamar Bayi
Resep Kambing Lada Hitam
Menguak Mimpi Buruk yang Bersifat Genetik
Berita terkait
Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras
26 Februari 2024
Kutu beras biasa ditemukan pada tanaman di ladang sebelum panen, namun biasanya baru terlihat beberapa waktu kemudian, setelah pengolahan.
Baca SelengkapnyaPakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik
13 Oktober 2023
Slamet Budijanto mengatakan informasi beras plastik yang beredar di masyarakat dan menjadi perbincangan banyak orang adalah hoax.
Baca SelengkapnyaHeboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul
11 Oktober 2023
Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaPolres Cianjur Telusuri Laporan Biji Plastik di Beras Bantuan Kemensos
30 September 2020
Polres Cianjur, Jawa Barat, kembali mendapat laporan terkait biji plastik yang ditemukan dalam karung beras bantuan Kementerian Sosial
Baca SelengkapnyaHeboh Soal Beras Plastik, Bulog Jamin Kualitas Beras Bansos
23 September 2020
Bulog menjamin beras bansos tak mengandung plastik.
Baca SelengkapnyaViral Nasi Plastik di RM Padang, Polisi: Tak Ada Bukti
29 Agustus 2017
Polisi tidak menemukan bukti adanya nasi plastik di rumah makan Padang di Jakarta Pusat yang videonya viral.
Baca SelengkapnyaBenda Mencurigakan di Kantor Agama Tangsel Ternyata Kamera
2 Oktober 2015
Benda mencurigakan yang berada di dalam kantong plastik berwarna merah telah diidentifikasi tim Gegana Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaBeras ini Ternyata Mengandung Pewangi Pandan dan Bahan Hama
27 Juni 2015
Beras ini sebenarnya adalah beras non organik bermerk Burung Dara yang berasal dari Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBeras Plastik Simpang-Siur, Begini Nasib Penemunya
31 Mei 2015
Markas Besar Kepolisian RI akan mengirim sampel beras tersebut ke Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.
Baca SelengkapnyaIsu Beras Plastik Bisa Rugikan Petani
30 Mei 2015
Petani didorong produksi beras organik.