Sepatu high heels / hak tinggi. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Joey, sebuah restoran di Edmonton, Kanada, diduga memaksa karyawannya memakai high heels sepanjang hari. Pengelola restoran ini bahkan melarang karyawan perempuannya mengganti sepatu mereka walaupun mereka sudah kesakitan sampai mengeluarkan darah.
Hal ini bermula dari sebuah foto yang diunggah di Facebook, Selasa, 3 Mei 2016, yang dikirimkan oleh warga Edmonton, Nicola Gavins. Dalam foto itu terlihat kaki seorang karyawan restoran yang mengeluarkan darah. Karyawan tersebut sedang menggunakan kaus kaki dan sepasang sepatu.
Gavins mengatakan kaki itu adalah kaki temannya yang bekerja di Joey. Joey mewajibkan perempuan memakai high heels, kecuali jika ada alasan medis yang melarang.
Teman Gavins itu, menurut dia, baru saja dimarahi oleh manajer restoran karena mengganti sepatu berhak tingginya dengan sepatu flat. Manajer restoran itu tak mau tahu meski teman Gavins telah menjelaskan kalau kakinya terluka karena harus mengenakan sepatu berhak tinggi setiap kali bekerja.
“Kaki teman saya berdarah sampai harus kehilangan kuku,” tulis Gavins, yang unggahannya telah disebar lebih dari 11 ribu kali. Teman Gavins akhirnya terpaksa kembali menggunakan high heels.
Masih dalam foto unggahan itu, Gavins juga menjelaskan, setiap karyawan perempuan wajib membayar seragam senilai US$ 30 (sekitar Rp 399 ribu), sedangkan staf laki-laki tidak wajib memakai seragam.
Sudah bukan rahasia lagi, memakai high heels bisa berisiko pada kesehatan. Kaki dapat mengalami bunion, benjolan tulang pada sendi di jempol kaki, tekanan sendi pada lutut, dan jari kaki bengkok permanen ke bawah.
Wakil Presiden Marketing Joey Restaurant Britt Innes mengatakan telah mengganti panduan penggunaan sepatu setelah berdialog dengan karyawannya. Sepatu jinjit yang wajib dipakai tidak melebihi 2,5 inci. Dalam panduan itu juga diputuskan karyawan boleh memakai sepatu flat.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
41 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.