Cara Membedakan Kanker Payudara dengan Benjolan Jinak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 7 Januari 2023 14:34 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Apa pun yang tidak biasa pada payudara, terutama benjolan, sering membuat khawatir para wanita. Namun, tidak semua benjolan payudara menandakan kanker. Ada kalanya benjolan itu hanyalah tumor jinak yang tidak berbahaya. Karena itu, setiap perempuan perlu membedakan antara benjolan karena kanker payudara atau tumor jinak.

Benjolan kanker payudara mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, itulah sebabnya sebagian besar penyakit ini tidak terdiagnosis atau salah diagnosis. Ciri-ciri lain dari benjolan kanker payudara antara lain tepi tidak beraturan, tidak dapat digerakkan di bawah kulit, pertumbuhan massa, dan benjolan tersebut terletak di kuadran luar atas payudara.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), beberapa tanda peringatan kanker payudara meliputi benjolan baru di payudara atau ketiak, penebalan atau pembengkakan sebagian payudara, iritasi atau lesung pada kulit payudara, dan kemerahan atau kulit bersisik di area puting susu atau payudara. Selain itu, puting tertarik ke dalam atau nyeri di area puting, puting keluar cairan selain ASI, termasuk darah, ada perubahan ukuran atau bentuk payudara, dan nyeri pada area tertentu di payudara

Adapun tumor jinak adalah benjolan payudara non-kanker yang menyebabkan sejumlah tekanan. Berbeda dengan benjolan kanker payudara, tumor jinak bisa terasa lunak dan nyeri. Orang yang mengalaminya mungkin merasa nyeri umum, nyeri puting dan/atau keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau dari puting.

Namun, beberapa jenis kanker payudara juga dapat menunjukkan gejala-gejala ini, oleh karena itu sebaiknya konsultasikan dengan spesialis atau dokter umum.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ketahui Fakta dan Mitos Kanker Payudara

Penyebab benjolan jinak

Dua penyebab paling umum dari benjolan payudara jinak adalah kista dan fibroadenoma. Menurut Mayo Clinic, kista payudara adalah kantung berisi cairan di dalam payudara, yang biasanya tidak bersifat kanker (jinak). Menurut WHO, sebagian orang mungkin juga mengalami satu atau lebih kista di payudara.

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang terdiri dari benjolan padat jaringan fibrosa dan kelenjar. Menurut Stony Brook Cancer Center, benjolan ini paling sering terjadi pada wanita berusia antara 18 hingga 35 tahun dan menyebabkan hampir semua tumor payudara pada wanita di bawah 25 tahun.

Penyebab lain dari benjolan payudara jinak termasuk abses payudara yang menyebabkan peradangan dan benjolan yang sakit di payudara, nekrosis lemak, benjolan keras yang tidak nyeri yang disebabkan oleh jaringan lemak yang rusak, dan banyak lagi.

Cara terbaik untuk memastikan benjolan payudara tersebut bersifat kanker atau jinak adalah dengan memeriksakan payudara ke dokter. Dokter mungkin merekomendasikan USG payudara, mammogram atau MRI, juga bniopsi.

Semua perempuan harus memeriksa payudara sendiri secara teratur. Jika menemukan ada benjolan payudara dan di bawah lengan, sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan apakah itu kanker payudara atau rumot jinak.

TIMES OF INDIA

Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara, Usia Berapa Wanita Mulai Rutin Melakukan Mammogram?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

11 hari lalu

Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

Gejala miom uteri dapat berupa perdarahan hebat saat menstruasi serta kesulitan untuk hamil bergantung pada lokasi dan ukurannya.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

12 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

13 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

16 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya