Aktivitas yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Calon Ibu setelah Transfer Embrio IVF

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 30 November 2022 09:00 WIB

Ilustrasi test pack kehamilan. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Transfer embrio merupakan tahap akhir dari prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) setelah pengambilan telur, inseminasi dan fertilisasi, dan kultur embrio. Pada tahap ini, embrio diharapkan berimplantasi di dalam rahim sehingga terjadi kehamilan. Namun, kadang kala tahapan ini juga mengalami kegagalan.

Jika kehamilan telah terjadi, pasien perlu menunggu kira-kira dua minggu untuk mengetahuinya. Dengan kata lain, proses ini adalah tahapan penting untuk memulai kehamilan. Setelah transfer embrio, dokter menyarankan untuk beristirahat tapi tak perlu berlama-lama. Sebab, akivitas biasa umumnya tidak mempengaruhi tingkat kemungkinan kehamilan.

Konsultan infertilitas dan IVF di India, Ramya Mishra Shukla, menyarankan untuk bersantai selama beberapa jam setelah transfer embrio. Berikut beberapa aktivitas yang disarankan.

-Manjakan diri selama beberapa hari dengan bersantai.

-Rileks dan jangan stres. Masa menunggu bisa jauh lebih menegangkan. Mengelola stres dan menenangkan pikiran penting dalam proses ini.

Advertising
Advertising

-Lanjutkan minum obat tepat waktu dan makan makanan yang sehat

-Batasi aktivitas berat seperti mengangkat beban berat, hindari memutar dan menekuk tubuh pascatransfer embrio.

-Hindari makanan yang diawetkan, junk food, dan makanan pedas. Sebab, makanan pedas dan berat dapat meningkatkan mulas atau sakit perut.

-Batasi merokok dan minum alkohol. Ini dapat menyebabkan penurunan tingkat pembuahan, tingkat kehamilan, dan tingkat kelahiran hidup serta kemungkinan keguguran atau kehamilan ektopik yang jauh lebih tinggi.

-Selain itu, hindari aktivitas berat seperti senam aerobik, lari, jogging, bersepeda dll. Sebagai gantinya, lakukan aktivitas fisik sedang. Calon ibu juga dapat pergi bekerja selama pekerjaan tidak melibatkan angkat berat atau olahraga berat.

Tingkat kelahiran hidup melalui program bayi tabung bervariasi berdasarkan usia calon ibu dan beberapa faktor lain seperti masalah kesuburan. Umumnya, tingkat keberhasilan IVF menurun secara signifikan seiring bertambahnya usia seseorang.

Dilansir dari Very Well Family, wanita di bawah 35 tahun, persentase kelahiran hidup per pengambilan sel telur adalah 54,5 persen. Untuk wanita usia 35 hingga 37 tahun, persentase kelahiran hidup menurun jadi 41,1 persen.
Untuk wanita usia 38 hingga 40 tahun, kemungkinan hamil dan melahirkan jadi 26,7 persen. Untuk wanita usia 41 hingga 42 tahun, persentase kelahiran hidup adalah 13,8 persen. Adapun wanita usia 43 tahun ke atas, persentase kelahiran melalui bayi tabung adalah 4,2 persen.

HINDUSTAN TIMES | VERYWELL FAMILY

Baca juga: Berapa Lama Embrio Beku Dapat Disimpan?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

2 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

12 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

13 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

22 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

25 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

25 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

26 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

27 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya