4 Gaya Komunikasi dengan Pasangan untuk Memperkuat Hubungan

Reporter

magang_merdeka

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 22 November 2022 16:17 WIB

Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Jcomp

TEMPO.CO, Jakarta - Komunikasi sangat penting untuk meningkatkan dan menjaga hubungan yang sehat. Menurut terapis perkawinan dan keluarga, Becky Stuempara, sangat umum pasangan berkomunikasi dengan cara berbeda. Hal ini dapat menyulitkan, Anda harus meluangkan waktu untuk sepenuhnya memahami dan menghargai gaya komunikasi pilihan pasangan Anda untuk menjembatani celah tersebut.

Anda tidak hanya dapat membuat percakapan sehari-hari menjadi lebih mudah, tetapi Anda juga dapat berdiskusi secara adil (dan efektif) dengan pasangan Anda dengan memahami gaya komunikasi satu sama lain kata ahli terapi perkawinan dan keluarga, Marley Howard.

"Hal ini penting untuk dipahami karena aturan pertama komunikasi yang efektif adalah mengenal pasangan Anda. Ketika Anda mengetahui gaya komunikasi pasangan Anda dan berbicara dalam bahasa mereka, Anda akan lebih merasa dilihat, dipahami, dan dihargai. Dengan satu sama lain, Anda jauh lebih kecil kemungkinannya untuk saling salah paham satu sama lain” ucap Annalise Oatman, psikoterapis dan pendiri Deeper Well Therapy.

Gaya komunikasi dalam hubungan

1. Komunikasi yang tegas

Menurut para ahli, orang yang tegas mampu mengungkapkan kebutuhannya secara efektif, mengenali perasaannya dan bertanggung jawab atas tindakannya tanpa menyalahkan orang lain. Oatman menambahkan, bahwa komunikator yang tegas dalam menasihati diri sendiri untuk menjadi "jelas, tenang, dan langsung". Orang dengan gaya komunikasi tegas cenderung menggunakan pernyataan orang pertama dalam percakapan atau debat, dan menghormati perasaan dan kebutuhan orang lain.

2. Komunikasi yang agresif

Terapis pasangan Omar Ruiz, mengatakan bahwa seseorang yang agresif cenderung memfokuskan pembicaraan pada kemenangan tanpa mempertimbangkan perasaan atau kebutuhan orang lain. Orang-orang ini sering kali "beringas, menuntut, meledak-ledak, mengancam, dan mengintimidasi," katanya. Mereka bisa menjadi defensif selama diskusi, dan membuat percakapan menjadi sulit.

3. Komunikasi yang pasif

Advertising
Advertising

"Komunikator pasif cenderung tidak mengomunikasikan perasaan atau keinginan mereka dengan membiarkan orang lain melakukannya," kata Howard. Perilaku ini berkontribusi untuk menundukkan pikiran dan perasaan seseorang dan tunduk kepada orang lain, yang dapat menyebabkan konflik batin dan frustrasi karena tidak didengar. Karena itu, komunikator pasif sering merasa terisolasi dalam hubungan.

4. Komunikasi pasif-agresif

Sebagai komunikator pasif, orang pasif-agresif tidak secara langsung membagikan kebutuhan atau perasaan mereka. "Alih-alih berbicara tentang orang atau masalah, komunikator pasif-agresif mengeluh tentang diri mereka sendiri," kata Howard.

Misalnya, kata Stuempara, orang yang menggunakan gaya komunikasi pasif dan agresif dapat mengimbanginya. memilih untuk menggunakan tindakan diam dengan pasangannya untuk menyerang daripada menjelaskan perasaan mereka. “Mereka tidak mampu mengungkapkan perasaannya, menggunakan ekspresi wajah yang tidak mengungkapkan perasaannya, bahkan mengingkari adanya suatu masalah,” ucapnya.

Cara mengelola gaya komunikasi yang berbeda

1. Menciptakan batasan

Menurut Ruiz, bahkan komunikator terbaik pun terkadang bisa marah pada hal tertentu. Karena itu, membuat batasan adalah hal yang penting terutama dalam hal menenangkan diri, menghindari percakapan yang intens, dan menemukan cara untuk membiarkan kedua belah pihak memproses apa yang terjadi. Untuk menghindari konflik di saat panas, Anda dan pasangan harus membahas batasan pribadi sebelumnya sehingga Anda memiliki rencana dengan pasangan.

2. Menggunakan pernyataan "saya"

Menggunakan pernyataan "saya" adalah cara yang bagus untuk melatih komunikasi persuasif, kata Stuempara, karena pernyataan itu memungkinkan kita bertanggung jawab atas perasaan kita sendiri tanpa menyalahkan diri sendiri. Dengan begitu, orang lain lebih defensif karena mereka tidak merasa dikritik dan membuatnya lebih mudah untuk melakukan percakapan yang produktif. Ruiz menambahkan, "Meskipun seseorang harus bertanggung jawab atas tindakannya, yang terbaik adalah berbicara tentang perasaan Anda dan apa yang dikatakan atau dilakukan."

3. Menghindari silent treatment

Bersikap dingin kepada seseorang bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Tidak hanya menyakitkan, tetapi "tidak akan ada kemajuan dalam hubungan karena Anda tidak dapat menemukan solusinya," kata Ruiz. Tentu saja, sikap diam dapat memberikan jeda kecil (sementara) di antara pembahasan. Tetapi ketika Anda memikirkan gambaran yang lebih besar, Ruiz mengatakan itu tidak menawarkan solusi jangka panjang yang nyata atau efektif.

4. Memiliki strategi untuk keluar dari permasalahan

Ruiz menjelaskan bahwa percakapan dapat dengan cepat berubah menjadi pertengkaran karena itulah cara terbaik untuk mencari jalan keluar. Itu akan membuat pasangan tenang dan kembali ke pokok pembicaraan yang lebih baik. Ini juga memungkinkan Anda untuk menjalani hubungan dengan tenang dan hormat satu sama lain, tanpa menyinggung orang lain yang mungkin mengira Anda tidak peduli dengan masalah tersebut.

NADIA RAICHAN FITRIANUR | WELL + GOOD

Baca juga: 6 Cara Membuat Batasan yang Sehat dengan Media Sosial dalam Hubungan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

7 jam lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

1 hari lalu

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.

Baca Selengkapnya

Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

3 hari lalu

Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.

Baca Selengkapnya

Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

5 hari lalu

Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa cinta atau kasih sayang yang digunakan untuk mengungkapkan perhatian pada orang lain.

Baca Selengkapnya

3 Contoh Sambutan Lamaran Pihak Wanita Singkat dan Romantis

5 hari lalu

3 Contoh Sambutan Lamaran Pihak Wanita Singkat dan Romantis

Saat momen lamaran, jangan lupa menyiapkan sambutan lamaran pihak wanita yang singkat dan juga romantis. Berikut ini contoh sambutannya.

Baca Selengkapnya

Murah Senyum Vs Maskulin, Ternyata Wanita Lebih Tertarik pada Pria Tipe Ini

6 hari lalu

Murah Senyum Vs Maskulin, Ternyata Wanita Lebih Tertarik pada Pria Tipe Ini

Tim peneliti dari Portugal menemukan wanita lebih suka pria yang murah senyum dibanding yang maskulin. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Diperhatikan Calon Pasangan saat Kencan Pertama

8 hari lalu

5 Hal yang Diperhatikan Calon Pasangan saat Kencan Pertama

Pakar hubungan menyebutkan hal-hal yang lebih perlu dipikirkan saat kencan pertama demi kelanjutan yang lebih diharapkan dengan calon pasangan.

Baca Selengkapnya

Malas Hadapi Pertanyaan Kapan Nikah, Simak Saran Psikolog

12 hari lalu

Malas Hadapi Pertanyaan Kapan Nikah, Simak Saran Psikolog

Saat berkumpul dengan keluarga besar di hari raya, para lajang biasanya dibombardir pertanyaan kapan nikah. Begini jawaban yang disarankan psikolog.

Baca Selengkapnya

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

13 hari lalu

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

Banyak yang tidak mengetahui jika kumis kucing membantu kucing mendarat dengan selamat ketika melompat tingggi. Berikut fakta lainnya.

Baca Selengkapnya

Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

13 hari lalu

Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.

Baca Selengkapnya