Stres karena Pandemi Menyebabkan Perubahan Siklus Menstruasi Menurut Studi

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 9 November 2022 08:00 WIB

Ilustrasi kalendar menstruasi. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Stres yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 terbukti menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, menurut sebuah studi baru. Perubahan siklus menstruasi ini termasuk panjang siklus, durasi, aliran, dan bercak.

Penelitian yang dipublikasikan di Obstetrics & Gynecology menganalisis data dari 354 wanita berusia antara 18 dan 45 tahun. Para peserta menjawab pertanyaan tentang stres terkait pandemi mereka dan melaporkan sendiri perubahan siklus menstruasi mereka antara Maret 2020 dan Mei 2021.

Studi tersebut mencatat bahwa kelompok peserta yang beragam, tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan tidak menopause atau pascamenopause sebelum pandemi. Stres dapat menyebabkan perubahan dalam cara tubuh memproduksi estrogen dan progesteron, hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi wanita.

"Di Amerika Serikat, wanita telah memikul lebih banyak tugas pengasuhan anak selama pandemi dan menemukan perubahan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh COVID-19, bersama dengan potensi risiko penyakit COVID-19, secara signifikan lebih membuat stres daripada pria," menurut para peneliti dalam studi tersebut, seperti dikutip People, Selasa, 8 November 2022.

Martina Anto-Ocrah, asisten profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh dan penulis studi tersebut, mengatakan bahwa siklus haid yang tidak teratur dapat menyebabkan masalah dengan kesuburan dan kesehatan mental.

Anto-Ocrah mengatakan bahwa selama ini hal tersebut tidak pernah dianggap serius, hanya ada di kepala wanita. "Sampai kami mendapatkan beberapa data yang menunjukkan bahwa apa yang ada di kepala wanita sebenarnya adalah kebenaran, masyarakat medis menolak kami dan tidak mempercayainya," kata dia kepada The Washington Post.

Advertising
Advertising

Selain itu, penelitian ini mencatat bahwa wanita yang lebih muda dan mereka yang memiliki riwayat kesehatan mental yang lebih serius melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi.

Linda Fan, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Yale School of Medicine, mengatakan bahwa wanita yang mengalami menstruasi tidak teratur harus berkonsultasi dengan dokter dan melacak siklus untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang lebih mengkhawatirkan.

PEOPLE | WASHINGTON POST

Baca juga: Cara Menunda Siklus Menstruasi dengan Aman dan Efektif

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.



Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

5 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

8 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

8 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

8 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

11 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

12 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

12 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

12 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya