Mengenal Bedah Rekonstruksi Payudara untuk Penyintas Kanker

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Jumat, 21 Oktober 2022 21:09 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mastektomi atau pengangkatan seluruh jaringan payudara sering kali menjadi pilihan untuk pengobatan kanker payudara selain kemoterapi atau radiasi. Pengobatan ini dianggap efektif mencegah penyebaran kanker, tapi pasien harus kehilangan salah satu atau kedua payudara. Itu sebabnya, setelah mastektomi biasanya pasien menjalani perawatan akhir bedah rekonstruksi payudara.

Menurut dokter spesialis bedah plastic Rumah Sakit MMC Jakarta, Dewi Aisyiah Mukarramah, bedah rekonstruksi merupakan upaya untuk mengembalikan bentuk yang cacat karena penyakit hingga mendekati normal. Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan cacat antara lain kanker, trauma, kelainan bawaan, hingga luka bakar. Ini bisa terjadi pada seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki, termasuk payudara.

“Ini berbeda dengan (bedah) estetik. Estetik tidak ada dasar penyakitnya, tetapi membentuk tubuh agar lebih harmonis. Misalnya, payudara kecil ingin implant supaya lebih percaya diri,” kata dia dalam acara media dan corporate gathering Rumah Sakit MMC, Kamis, 20 Oktober 2022, untuk memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara.

Pada penyintas kanker payudara yang menjalani mastektomi, bedah rekonstruksi ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup setelah menjalani terapi. Payudara dianggap sebagai simbol feminitas, jika tidak seimbang sering kali membuat penyintas kanker merasa kualitas hidupnya menurun.

“Goalnya adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dan meminimalkan efek psikologis sehingga pasien bisa kembali hidup seperti biasa,” ujar Dewi.

Bedah rekonstruksi payudara biasanya dilakukan dengan metode flap. Jadi, dokter biasanya mengambil jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya dari area perut, lalu dipindahkan ke payudara. Kadang kala perlu beberapa kali operasi untuk membentuk payudara yang mirip dengan aslinya.

Menurut Dewi, bedah rekonstruksi payudara menimbulkan beban psikologis yang lebih kecil karena pasien bisa menghindari pemakaian protesa payudara atau payudara. Dari segi onkologi, prosedur ini dinilai aman karena tidak memberi dampak negatif terhadap kekambuhan atau survival pasien.

Di luar negeri, onkoplasti atau rekonstruksi adalah standar penanganan kanker payudara sehingga sudah ditanggung asuransi. Tetapi, di Indonesia sering kali perawatan ini dianggap bersifat estetik.

Baca juga: Mengenal 4 Tipe Mastektomi untuk Pengobatan Kanker Payudara

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

18 jam lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

8 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

9 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

12 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

12 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

15 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

18 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

19 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

20 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya