Anak Demam Jangan Buru-buru Diberi Obat Penurun Panas, Ini Saran Dokter

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 19 Oktober 2022 20:11 WIB

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan megimbau tenaga kesehatan tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup sementara waktu, termasuk parasetamol atau obat penurun panas. Imbauan itu merupakan respons atas ditemukannya jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut progresif atipikal pada sampel obat yang dikonsumsi pasien. Lalu bagaimana jika anak mengalami demam?

Anak yang mengalami demam tidak selalu harus minum obat penurun panas. Dokter spesialis anak Lucky Yogasatria mengatakan, obat penurun panas sebaiknya diberikan ketika demam sudah mengganggu tidur dan aktivitasnya sehari-hari. Namun, selama ini ada salah kaprah di kalangan orang tua bahwa ketika anak demam, suhu tubuh harus buru-buru diturunkan agar kembali normal.

“Target kita ketika anak demam bukan suhu normal tapi anak nyaman. Demam adalah reaksi tubuh dalam melawan infeksi virus, bakteri, atau parasit, jadi demam itu ada gunanya untuk membuat tubuh lebih efektif melawan infeksi, supaya imunnya lebih baik. Ketika demam, virus itu jadi lebih tidak nyaman untuk berkembang biak,” kata dia dalam IG Live Selasa, 18 Oktober 2022.

Jadi, misalnya suhu tubuh anak mencapai 38,5 derajat Celcius tapi anak masih nyaman dan bisa bermain seperti biasa, itu berarti anak belum perlu diberikan obat. “Anak demam tapi anaknya tidur nyaman, nggak usah dibangunin buat dikasih obat,” dia menambahkan.

Hal yang paling ditakutkan orang tua ketika anak demam adalah suhu tubuh jadi terlalu tinggi dan meyebabkan kejang. Namun, Lucky menjelaskan bahwa tidak semua demam tinggi bisa menyebabkan kejang. Kejang biasnya terjadi pada anak yang berisiko, misalnya secara genetika memiliki riwayat kejang di keluarga.

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu cara untuk membantu menurunkan panas adalah tepid atau kompres air hangat. Penggunaan kompres air hangat di lipat ketiak dan lipat selangkangan (inguinal) selama 10-15 menit akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Jika dokter dan orang tua merasa kompres diperlukan, misalnya suhu tubuh meningkat lebih dari 40 derajat Celsius, yang tidak respons obat penurun panas, maka penting untuk memberikan obat penurun panas terlebih dahulu untuk menurunkan pusat pengatur suhu di susunan saraf otak bagian hipotalamus, kemudian dilanjutkan kompres air hangat. Hal yang selalu diingat, pemberian obat apa pun sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Baca juga: Marak Gangguan Ginjal Akut, Ini Saran Dokter tentang Pemberian Obat untuk Anak

Advertising
Advertising

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

9 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

15 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

16 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

16 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

21 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

24 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

24 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

34 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

34 hari lalu

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya