5 Cara Menjelaskan Kematian Kakek atau Nenek pada Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Minggu, 18 September 2022 08:00 WIB

Ratu Elizabeth II saat berbincang dengan cucunya Pangeran Louis, di acara Trooping the Colour, Kamis 2 Juni 2022. Instagram.com/@dukeanduchessofcambridge

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian salah satu anggota keluarga dekat bisa sangat menyedihkan bagi semua orang. Adapun anak-anak kecil di rumah, mereka tidak hanya akan kehilangan kakek dan nenek tercinta, tetapi ini juga bisa menjadi pengalaman pertama mereka dalam menghadapi kematian orang yang dicintai.

Beberapa orang tua mencoba untuk tidak melibatkan anak-anak mereka dalam hal-hal rumit seperti kematian karena mereka tampak terlalu muda untuk dapat memahami apa pun. Namun, menjelaskan kepada anak-anak Anda tentang kematian dan memberi tahu mereka bahwa itu menyakitkan, tidak apa-apa, karena ini sebenarnya dapat sangat berkontribusi pada perkembangan emosional anak. Selain itu, hal ini akan memberi mereka kesempatan untuk berduka atas meninggalnya kakek-nenek mereka, terutama jika mereka memiliki hubungan yang penuh kasih dan dekat dengan mereka.

Berikut ini tips untuk menjelaskan kematian kakek atau nenek pada anak-anak

1. Menjelaskan kematian kepada anak-anak dengan jujur

Anak-anak mungkin merasa kewalahan melihat Anda sedih atau menangis, atau jika ada anggota keluarga lain yang mengalami kehancuran. Cara yang bagus untuk menjelaskan situasinya kepada mereka adalah dengan menyebutkan emosi Anda dan mencoba untuk fokus pada aspek positifnya.
Shannon Curry, psikolog klinis, memberi contoh tentang apa yang harus dikatakan: “Ibu sedang sedih sekarang dan ibu menangis karena setelah menangis saya merasa jauh lebih baik. ”

Idenya adalah jujur dan jelas dengan anak-anak Anda, dan mereka akan mengerti. Ini juga akan mempersiapkan mereka untuk hari-hari berkabung yang akan datang.

2. Berbicara dengan tenang

Karena berbicara tentang kematian bisa menjadi topik yang sulit, terutama dengan anak-anak, coba jelaskan situasinya kepada mereka dengan tenang dengan berbicara perlahan. Jangan terburu-buru berbicara dan cukup terbuka untuk menerima pertanyaan mereka dan keraguan apa pun yang mungkin mereka miliki. Beri mereka waktu dan ruang untuk menyerap informasi baru dan emosi yang kuat ini.

3. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan usia

Advertising
Advertising

Orang tua mungkin cenderung secara tidak langsung menjelaskan situasi kepada anak yang mungkin akhirnya membingungkan mereka. Akui bahwa tidak apa-apa bagi Anda untuk merasa tidak nyaman membicarakannya, tetapi yang terbaik adalah anak mengetahui dan memahami situasinya.

Dr. Curry membagikan contoh sederhana dan mendasar yang dapat berfungsi sebagai panduan: “Kakek berada di rumah sakit karena dia sakit parah. Para dokter berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkannya, tetapi penyakitnya semakin parah sehingga membuat Kakek sangat sulit bernapas. Para dokter mencoba membantunya bernapas tetapi mereka tidak mampu dan ketika dia berhenti bernapas, dia meninggal.”

4. Atasi ketakutan mereka

Menyaksikan kematian kakek-nenek mereka mungkin membuat anak ketakutan. Salah satu pemikiran umum yang dapat menyusahkan anak kecil adalah bahwa mereka mungkin kehilangan orang tua mereka juga. Yakinkan mereka bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi dan mereka tidak akan kehilangan Anda. Beritahu anak Anda bahwa kebanyakan orang tidak mati sampai mereka sangat tua. Cobalah untuk membuat situasi tenang untuk anak Anda. Namun, melibatkan mereka tidak berarti anak harus didorong melampaui tingkat kenyamanan mereka. Anda juga dapat memberi mereka gangguan yang menyenangkan dan menghibur seperti menonton TV atau makan sesuatu yang enak atau pergi ke tempat teman mereka.

5. Menerima proses berduka mereka

Tidak ada cara berduka yang benar atau salah, apalagi bagi seseorang yang baru pertama kali mengalaminya. Beri anak Anda ruang untuk merasakan apa yang mereka rasakan, dan berada di sana untuk mereka kapan pun mereka membutuhkan Anda. Buat mereka merasa bahwa Anda terlibat dalam hal ini bersama-sama. Cobalah untuk tidak meninggalkan mereka sendirian karena mereka mungkin takut atau kesepian dengan gagasan kematian kakek-nenek mereka, dan berkabung di rumah. Dengan memastikan semua poin ini, anak Anda akan dapat mengelola emosi dan diri mereka sendiri dengan lebih baik dalam situasi yang menyakitkan atau mengejutkan di masa depan.

TIMES OF INDIA

Baca juga: Cara Menghentikan Kebiasaan Anak Memukul Orang Lain

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

20 jam lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

1 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

1 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

2 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

7 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

7 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

7 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

7 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

7 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

8 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya