TEMPO.CO, Jakarta - Jika anak di bawah lima tahun memiliki kebiasaan memukul teman bermainnya, orang tua merasakan khawatir dan malu sekaligus. Memukul memang salah, tapi jika anak yang berusia satu atau dua tahun memukul orang lain bukan berarti orang tuanya buruk. Ini bisa menjadi cara bagi anak untuk mengomunikasikan kebutuhan mereka. Anak-anak belum sepenuhnya memiliki rasa kasih sayang sampai sekitar usia 3 tahun. Jadi, mereka mungkin tidak memiliki niat yang disengaja untuk menyakiti orang lain.
Ini artinya, anak belum tentu akan tumbuh sebagai pelaku bullying. Ada berbagai cara yang dapat membantu orang tua menghentikan kebiasaa anak dari memukul orang lain, simak tipsnya.
1. Validasi emosi mereka
Orang tua mungkin merasa tidak nyaman melihat anak menjadi agresif, tetapi itu perlu diatasi. Beri tahu anak bahwa marah/frustrasi/kesal, yang dapat menyebabkan mereka memukul orang lain, itu boleh saja. Intinya jangan menyalahkan mereka atas emosi mereka dan lebih mengakuinya. Kemudian jauhkan mereka dari tindakan itu. Penting untuk mendisiplinkan anak setiap kali mereka memukul.
2. Kenali pemicunya
Lacak perilaku balita dan catat apa yang cukup membuat mereka kesal sehingga bisa memukul. Beberapa mungkin melakukannya ketika lelah, lapar atau merasa tidak nyaman di tempat yang ramai. Dalam kasus seperti itu, sedikit pra-perencanaan dan bersikap proaktif dapat mencegah pemicu sama sekali.
Pastikan mereka cukup makan dan menyiapkan camilan, terutama saat mereka cenderung lapar dan frustrasi karena lapar. Kurang tidur bisa membuat mereka mudah rewel, pastikan si kecil cukup tidur siang secara teratur setiap hari.
3. Ajari mereka berekspresi dengan kata-kata
Selain mencari tahu apa yang bisa membuat anak kesal, ajari mereka juga untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan apa yang benar-benar mengganggu mereka. Apakah mereka lapar? Apakah mereka lelah? Apakah mereka tidak dapat menemukan mainan favorit mereka?
Tanyakan kepada mereka apa itu dan ajari mereka untuk menggunakan kata itu, alih-alih menyerang. Seringkali, kebutuhan atau keinginan mereka bisa tersembunyi dalam perilaku agresif. Jika mereka menampar botol, mungkin mereka ingin susu. Berkomunikasi dengan kata-kata dapat membantu anak dan orang tua. Ketika mereka menggunakan kata-kata, hargai mereka. Ini akan menguatkan mereka sehingga bisa menggunakan kata-kata di lain waktu.
4. Jangan terlalu reaktif
Meskipun penting untuk mengintervensi dan mendisiplinkan anak, pastikan tidak menceramahinya atau mengingatkannya sepanjang hari tentang kejadian ini. alasannya, seorang anak berusia 1 atau 2 tahun tidak akan benar-benar memahami omongan yang cukup panjang. Kedua, dapat mendorong perilaku mencari perhatian, terutama jika anak membutuhkan perhatian. Jadi, bahkan jika merasa terlalu marah atau malu, jangan memancing minat anak dengan reaksi orang tua, memotivasi mereka untuk bertindak lagi.
5. Jelaskan hubungan tindakan mereka dengan perasaan orang lain
Meskipun tindakan memukul balita tidak bertujuan untuk menyakiti, orang tua perlu mengajari mereka bahwa tindakannya dapat menyakiti orang lain dan membuat mereka merasa tidak enak. Ini akan melatih kemampuan anak untuk berempati dengan orang lain, dan mempelajari konsekuensi dari tindakan mereka. Bersamaan dengan ini, mengajari mereka menemukan cara tanpa kekerasan untuk mengungkapkan rasa frustrasi akan membantu menghilangkan kebiasaan memukul.
TIMES OF INDIA
Baca juga: 5 Tanda Anak Menunjukkan Perilaku Manipulatif
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.