5 Fakta Seputar Mitos Menyusui, dari Payudara Kendur hingga Kontrasepsi Alami

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 17 Agustus 2022 09:08 WIB

Ilustrasi menyusui. factretriever.com

TEMPO.CO, Jakarta - Semua setuju bahwa menyusui bermanfaat untuk ibu dan bayi. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, menyusui juga menciptakan ikatan antara ibu dan anak. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan UNICEF merekomendasikan agar anak-anak memulai menyusui dalam satu jam pertama kelahiran dan disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. "Artinya tidak ada makanan atau cairan lain yang diberikan, termasuk air,” demikian bunyi situs WHO.

Tetapi, banyak mitos seputar menyusui yang bikin para ibu ragu. Di atara mitos itu adalah menyusui bikin payudara kendur, payudara kecil hanya mengahsilkan sedikit air susu ibun atau ASI, dan menyusui jadi kontrasepsi alami.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi India, Radhamany K, mengungkap beberapa mitos yang populer. Simak penjelasannya yang dilansir dari Indian Express.

1. Payudara besar menghasilkan lebih banyak ASI

Ukuran payudara tergantung pada jumlah jaringan lemak yang ada di payudara. Wanita dengan payudara lebih kecil memiliki lebih sedikit jaringan lemak dan sementara mereka dengan payudara lebih besar memiliki lebih banyak jaringan lemak. “Terlepas dari ukuran payudara, semua wanita sepenuhnya mampu menghasilkan pasokan ASI yang sehat karena diproduksi oleh jaringan kelenjar dan bukan oleh jaringan lemak,” kata Radhamany.

Namun, wanita dengan payudara lebih kecil mungkin harus menyusui lebih sering karena jumlah ASI yang dapat ditampung jaringan payudara lebih sedikit, dia menambahkan.

Advertising
Advertising

2. Menyusui menyebabkan payudara kendur

Menurut Radhamany, menyusui tidak mempengaruhi bentuk atau ukuran payudara. Payudara dipengaruhi oleh peningkatan alami kepenuhan selama kehamilan dan penurunan berat badan segera setelahnya. Namun, payudara tetap membesar saat menyusui. “Setelah menyusui, payudara perlahan mengecil. Ligamen yang menopang payudara wanita meregang karena semakin berat selama kehamilan. Setelah kehamilan, bahkan jika seorang wanita tidak menyusui, peregangan ligamen dapat menyebabkan kendurnya payudara," ujar dia.

3. Tidak boleh minum obat selama menyusui

“Sekitar 15 persen obat biasanya ditransfer melalui ASI dan hanya 1-2 persen yang diserap oleh bayi,” katanya. Menurut Radhamany, parasetamol, inhaler asma, vitamin, dan sebagian besar antibiotik benar-benar aman dikonsumsi selama menyusui. Namun, kodein, dekongestan hidung, aspirin, obat herbal, obat antikanker, retinoid oral, yodium, amiodaron, statin, amfetamin, ergotamin (agen anti migrain) harus dihindari.

“Menyusui bayi tepat sebelum ibu minum obat menyebabkan bayi menerima konsentrasi obat serendah mungkin. Risiko keracunan obat lebih tinggi pada bayi prematur dan sakit, tetapi jarang terjadi pada bayi di atas enam bulan,” katanya.

4. Wanita sakit tidak boleh menyusui

Radhamany mengatakan bahwa menyusui dapat dilanjutkan jika ibu mengalami flu, demam, diare, muntah, dan mastitis. “Juga, keuntungan tambahannya adalah dapat mentransfer antibodi pelindung, dalam kondisi seperti HIV, virus limfotropik sel T tipe I atau tipe II (HTLV-1/2), menyusui dengan virus ebola dikontraindikasikan. Berikut adalah kondisi ibu yang tidak bisa menyusui misalnya: urosepsis, septikemia, pneumonia, PPP, syok dan yang membutuhkan perawatan di ICU,” tambahnya.

5. Menyusui mencegah hamil

“Ovulasi dapat terjadi pada sekitar 50 persen wanita menyusui meskipun amenore (tidak ada menstruasi). Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus diambil. Mereka tetap amenore jika ovulasi tidak terjadi," katanya.

Menyusui sebagai alat kontrasepsi disebut Metode Amenore Laktasi. Jika dilakukan dengan sempurna, metode ini bisa sama efektifnya dengan kontrasepsi hormonal. Menyusui tidak akan mencegah kehamilan jika bayi diberi susu formula selain ASI. Metode Amenorea Laktasi memiliki tingkat kegagalan <2 persen. "Pemberian susu formula, pemompaan alih-alih menyusui, dan pemberian makanan padat kepada bayi, semuanya mengurangi efektivitas amenorea laktasi sebagai pengendalian kelahiran,” kata dia.

Baca juga: Ibu Menyusui Rutin Berolahraga Benarkah Mengurangi Suplai ASI?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

2 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

2 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

4 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

7 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

7 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

11 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

14 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

15 hari lalu

Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

Beberapa kebiasaan membuat produk ASI tidak optimal, termasuk membatasi pola makan karena ingin cepat menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

32 hari lalu

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh

Baca Selengkapnya

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

33 hari lalu

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya