5 Aktivitas Terbaik untuk Anak Hiperaktif, Bela Diri hingga Game Otak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 14 Agustus 2022 21:45 WIB

Ilustrasi anak berenang. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar anak-anak penuh energi dan itu pertanda bagus. Jika dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak hampir tidak pernah duduk dan ingin bermain sepanjang hari. Aktivitas sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan harus didorong. Namun, penting juga untuk mengidentifikasi apakah si kecil tergolong anak hiperaktif.

Beberapa tanda umum yang terlihat pada anak hiperaktif adalah mereka biasanya mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk. Mereka mudah khawatir, frustrasi, marah, dan sedih. Mereka hampir tidak mendengarkan, berbicara terlalu banyak, dan biasanya menyela pembicaraan orang lain. Anak hiperaktif adalah anak yang impulsif, terlalu antusias, dan selalu bersemangat dengan energi yang tidak terbatas.

Hiperaktif berhubungan dengan otak. Perlu dicatat bahwa anak hiperaktif bukanlah anak nakal. Mereka hanya membutuhkan lebih banyak perhatian dan kesabaran untuk membantu menstabilkan dan menyalurkan energi juga proses berpikir mereka dengan cara dan arah yang benar.

Ada beberapa permainan dan aktivitas yang menyenangkan dan mengasyikkan yang dapat diikuti agar anak bisa berpartisipasi untuk membantu mereka lebih fokus, belajar, dan tumbuh sebagai orang yang bahagia, percaya diri, dan sadar diri.

1. Karate untuk menyalurkan energi

Advertising
Advertising

Mempelajari gerakan karate dapat membantu anak belajar bagaimana menyalurkan energinya. Ini juga meningkatkan daya konsentrasi mereka dan menenangkan pikiran mereka. Selain karate, anak juga bisa mencoba aktivitas seni bela diri lainnya.

Studi menunjukkan bahwa seni bela diri dapat memperkuat jaringan saraf di otak dan memungkinkan anak-anak dengan ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder) untuk melatih pengendalian diri. Ini juga akan meningkatkan kepercayaan diri anak dan meningkatkan koordinasi pikiran dan tubuh mereka.

2. Olahraga luar ruangan untuk aktivitas

Bermain olahraga luar ruangan setiap hari adalah cara yang sehat untuk membantu anak yang hiperaktif memanfaatkan dan menyalurkan energinya secara produktif. Mereka dapat memilih olahraga aktif pilihan mereka seperti sepak bola, bola basket, bola voli, dan bulu tangkis. Olahraga tim juga akan meningkatkan keterampilan sosial mereka dan mengajari mereka nilai-nilai kunci seputar semangat tim, sportivitas, dan kompetisi.

Jika tidak ada kelompok anak untuk bermain atau juga sibuk, orang tua dapat membantu menanamkan kebiasaan berlari setiap hari. Ini adalah cara yang bagus untuk menjernihkan pikiran dan meningkatkan stamina dan berolahraga.

3. Musik untuk menenangkan pikiran

Salah satu cara mengatasi anak hiperaktif adalah dengan memberi mereka ruang menggunakan seluruh energinya, seperti dalam olahraga. Namun, mereka tidak harus selalu berlari dan cepat atau lambat, mereka perlu memiliki rasa stabilitas.

Musik adalah alat yang hebat untuk menenangkan pikiran anak dan membantu mereka bersantai, terutama setelah aktivitas seperti sepulang sekolah. Beri anak waktu untuk mengeksplorasi berbagai lagu dan memilih apa yang mereka sukai. Jika mereka lebih tertarik pada musik, orang tua juga dapat mendorong mereka untuk belajar memainkan alat musik atau ikut serta dalam kelompok paduan suara sekolah.

4. Berenang untuk kontrol

Berenang adalah olahraga yang bagus untuk anak-anak hiperaktif. Olahraga ini membantu untuk melepaskan kelebihan energi, meningkatkan fokus dan mengurangi impulsif dan kegelisahan pada anak-anak dengan ADHD. Itu juga dapat meningkatkan harga diri anak.

Fakta menarik, perenang terkenal dan peraih medali emas Olimpiade Michael Phelps didiagnosis menderita ADHD pada usia 9 tahun. Dia adalah anak yang sering dianggap nakal yang tidak bisa fokus pada apa pun di sekolah. Belajar berenang membantunya menenangkan pikirannya dan merasa terkendali untuk pertama kalinya.

5. Game otak untuk stabilitas

Mengajarkan anak hiperaktif duduk dan bermain dengan pikiran mereka mungkin sangat menantang. Namun, melakukannya benar-benar sepadan dengan usaha. Beri mereka teka-teki gambar atau bermain game dengan mereka seperti catur, memori, ludo, dan scrabble.

Salah satu keuntungan terbesarnya adalah mereka akan meningkatkan kemampuan berpikir dan daya konsentrasi anak. Dengan latihan teratur dan menikmati permainan, orang mungkin melihat peningkatan dalam rentang perhatian dan keterampilan memecahkan masalah anak hiperaktif.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 5 Tips Menghadapi Anak Hiperaktif, Kuncinya Imbangi Kebebasan dengan Ketertiban

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

31 hari lalu

Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April dan masyarakat perlu membedakan gejala autisme dengan hiperaktif.

Baca Selengkapnya

8 Olahraga Saat Berpuasa Ini Ramadan Friendly, Mau Coba yang Mana?

33 hari lalu

8 Olahraga Saat Berpuasa Ini Ramadan Friendly, Mau Coba yang Mana?

Meskipun sedang berpuasa Ramadan, beberapa latihan fisik ini disarankan dapat dilakukan dengan optimal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

29 Februari 2024

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun

Baca Selengkapnya

Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

25 Februari 2024

Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

Akio Saiko menyabet medali emas dalam ajang World Karate Youth League 2024. Sifa Salsabila mengantongi medali perunggu.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

22 Februari 2024

Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

Bela diri mengajarkan anak untuk tidak menganiaya orang. Bisa digunakan anak membela diri dari pelaku bullying

Baca Selengkapnya

Hadiri Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Pihak Sekolah Sebut Dante Tidak Percaya Diri Saat Berenang

21 Februari 2024

Hadiri Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Pihak Sekolah Sebut Dante Tidak Percaya Diri Saat Berenang

Pihak sekolah menjelaskan bahwa Dante tidak percaya diri saat berenang dan sudah mengirimkan laporannya kepada Tamara Tyasmara.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Tepis Pernyataan Sekolah dan Mantan Suaminya soal Dante yang Takut Berenang

19 Februari 2024

Tamara Tyasmara Tepis Pernyataan Sekolah dan Mantan Suaminya soal Dante yang Takut Berenang

Tamara Tyasmara mengatakan ada faktor kurang komunikasi antara ia dan mantan suaminya sehingga terjadi beda keterangan.

Baca Selengkapnya

Beda Gejala ADHD pada Laki-laki dan Perempuan, Mana yang Lebih Mengganggu?

18 Februari 2024

Beda Gejala ADHD pada Laki-laki dan Perempuan, Mana yang Lebih Mengganggu?

Gejala ADHD pada perempuan dan laki-laki ternyata tak sama sehingga bisa mempengaruhi diagnosis. Berikut penjelasan pakar.

Baca Selengkapnya

Bahaya Mendengkur bagi Kesehatan Anak Menurut Guru Besar UI

16 Februari 2024

Bahaya Mendengkur bagi Kesehatan Anak Menurut Guru Besar UI

Sekitar 26 persen anak tidur mendengkur sehingga pakar menyarankan orang tua untuk sadar dan mencari gejala-gejala penyerta.

Baca Selengkapnya

Pihak Sekolah Sebut 3 Bulan Sebelum Dante Tewas Sering Absen Sesi Berenang, Ada Trauma

16 Februari 2024

Pihak Sekolah Sebut 3 Bulan Sebelum Dante Tewas Sering Absen Sesi Berenang, Ada Trauma

Pihak sekolah menyebut 3 bulan sebelum kematian, Dante yang tewas tenggelam, absen dan takut dengan kolam saat sesi berenang.

Baca Selengkapnya