4 Alasan Mengapa Tidak Disarankan Menghitung Kalori saat Diet

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 4 Mei 2022 10:02 WIB

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao

TEMPO.CO, Jakarta - Orang sering kali menghitung kalori yang dikonsumsi saat sedang diet. Namun, melacak energi yang diasup dari makanan dan minuman mungkin lebih besar bahayanya daripada manfaatnya. Sebab, penurunan berat badan yang sehat lebih dari sekadar mencatat kalori, tapi juga mencakup olahraga, kualitas tidur, tingkat stres, dan masalah kesehatan.

Perhitungan kalori yang cermat pun tidak selalu memberikan hasil yang akurat. "Gagasan tentang 'kalori masuk dan kalori keluar' dalam hal penurunan berat badan tidak hanya kuno, tetapi salah," kata Fatima Cody Stanford, spesialis obesitas dan asisten profesor kedokteran dan pediatri di Harvard Medical School. Dua orang dapat memakan jumlah kalori yang sama persis, dampaknya terhadap berat badan bisa sangat berbeda.

Ahli gizi India, Rujuta Diwekar, juga menganjurkan untuk memeriksa kontrol porsi makanan, bukan jumlah kalori. "Penghitungan kalori tidak ilmiah tetapi mengurangi kesehatan menjadi angka bermanfaat untuk industri farmasi-makanan-penurunan berat badan, begitulah cara kerja bisnis. Ini tidak terkait dengan kesehatan masyarakat yang multidisiplin," tulisnya dalam tweet.

Inilah kerugian menghitung jumlah kalori makanan yang dilansir dari Times of India.

1. Bikin stres

Menghitung kalori seringkali menambah stres seseorang. Studi menunjukkan bahwa membatasi asupan makanan dengan melacak kalori dapat meningkatkan stres psikologis. Tidaklah sehat untuk mengkhawatirkan setiap potongan makanan yang konsumsi.

Advertising
Advertising

Orang yang memiliki riwayat makan yang tidak teratur harus menghindari penghitungan kalori untuk menurunkan berat badan. Bagi mereka yang sudah memiliki atau pulih dari gangguan makan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melacak kalori.

2. Mengabaikan isyarat lapar

Tubuh tahu apa yang dibutuhkannya lebih dari yang bisa diketahui teknologi. Ketika makan berdasarkan jumlah kalori, kita menggunakan isyarat eksternal untuk memandu makan kita daripada isyarat alami yang membantu kita makan secara intuitif.

Berfokus sepenuhnya pada kalori dapat mengganggu isyarat lapar yang dibawa sejak lahir. Akhirnya, orang bisa makan meski tidak perlu baik karena merasa memiliki jatah kalori yang tersisa, atau mengabaikan rasa lapar mereka karena mereka telah mencapai batas alokasi kalori untuk hari itu. Belajar kembali untuk mengikuti isyarat internal mengarah pada diet yang lebih seimbang dan perjalanan penurunan berat badan yang lebih sehat.

3. Bisa makan berlebihan

Sebuah studi tahun 2014 di British Journal of Sports Medicine menekankan bahwa tubuh mengatur penyimpanan kalori, apakah menyimpannya sebagai lemak, menggunakannya untuk energi, atau menerapkannya ke beberapa mekanisme lain. Aplikasi penghitung kalori memberi kesan bahwa orang dapat melatih diri sendiri kembali ke lingkungan hijau. Namun, tubuh tidak membakar kalori makanan seperti itu.

Jika makan berlebihan dan kemudian mencoba mengatasinya, orang akan berolahraga dalam waktu yang sangat lama, tergantung pada ukuran junk food yang dikonsumsi. Tubuh menjadi lebih lapar dan makan lebih banyak.

4. Tidak menikmati makanan

Makan adalah pengalaman yang dapat memberi kegembiraan dan kepuasan yang luar biasa, jika melihat makanan apa adanya daripada jumlah kalori yang dikandungnya. Jika memiliki sepiring makanan favorit tapi menghitung kalori, maka orang tidak akan menikmati makanan dan menikmati setiap gigitan. Di sisi lain, jika menghargai makanan dan merasa bersyukur atas potongan itu, maka orang akan mendapatkan pengalaman yang lebih kaya dengan makanan. Pengalaman itu akan membantu perjalanan penurunan berat badan.

Baca juga: Orang yang Tidak Sarapan Cenderung Makan Lebih Banyak Kalori, Menurut Studi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

4 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

5 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

7 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

9 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

9 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

10 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya