Benarkah Pemakaian Disinfektan saat Hamil Memicu Asma dan Eksim pada Bayi?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Selasa, 19 April 2022 10:51 WIB

Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi populasi baru mencatat bahwa penggunaan disinfektan oleh wanita hamil dapat menjadi faktor risiko asma dan eksim pada anak yang dilahirkan. Diterbitkan online di Occupational and Environmental Medicine, penelitian tersebut mengatakan bahwa kemungkinan anak-anak menderita asma atau eksim secara signifikan lebih tinggi jika ibu mereka menggunakan disinfektan satu sampai enam kali seminggu dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak pernah menggunakannya.

Penulis menggunakan data dari 78.915 pasangan ibu-anak yang berpartisipasi dalam Japan Environment and Children's Study. Studi itu memeriksa apakah paparan disinfektan ibu di tempat kerja dikaitkan dengan peningkatan risiko diagnosis penyakit alergi pada anak mereka yang berusia tiga tahun. Studi tersebut mencatat bahwa ada hubungan ketergantungan paparan antara paparan disinfektan sebelum melahirkan dan kemungkinan anak-anak mengalami kondisi alergi ini. Anak-anak dari ibu yang terpapar desinfektan setiap hari memiliki kemungkinan diagnosis tertinggi, 26 persen lebih besar untuk asma dan 29 persen untuk eksim, daripada anak-anak dari ibu yang tidak pernah terpapar.

Disinfektan sering digunakan di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya. Tapi selama pandemi covid-19 penggunaannya meningkat dan lebih luas, termasuk oleh masyarakat umum, untuk mengekang penyebaran virus.

Disinfektan digunakan untuk menghancurkan organisme penyebab penyakit. Bahan kimia yang ada dalam disinfektan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, infeksi, dan eksim pada bayi baru lahir, kata Swati Gaikwad, konsultan dokter kandungan, dan ginekolog, Motherhood Hospital, Pune, India.

“Ini dapat memperburuk masalah kesehatan pernapasan. Bahkan mereka yang memiliki masalah pernapasan akan mengalami kesulitan jika disinfektan digunakan setiap hari. Mereka dapat merusak saluran pernapasan melalui paparan yang lama atau berulang, jika terhirup. Tanda-tanda lain seperti kulit terbakar dan iritasi mata juga akan terlihat,” kata dia.

Jadi, Gaikwad menyarankan agar berhati-hati memilih disinfektan. Pilih disinfektan yang sesuai berdasarkan jenis permukaan yang akan didisinfeksi (permukaan keras, permukaan lunak, elektronik). Gunakan tangan saat menggunakan disinfektan. Konsentrasi campuran harus tepat dan metode aplikasi sangat penting. Jangan mencampur disinfektan dengan pembersih, disinfektan lain, atau bahan kimia lainnya. Sebaiknya ibu hamil menjauhi disinfektan atau memakai masker saat digunakan di rumah atau di luar.

Untuk lebih aman, konsultan senior, mikrobiologi klinis, Metropolis Healthcare, India, Rohini Kelkar, mengatakan bahwa sabun cair dan air panas cukup sebagai disinfektan yang ideal untuk rumah. “Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara terbaik untuk mencegah penularan infeksi. Sinar matahari adalah desinfektan alami terbaik,” katanya.

INDIAN EXPRESS

Baca juga: Kiat Mencegah Alergi pada Anak Mulai Sejak di Dalam Kandungan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

5 jam lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

6 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

6 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

7 hari lalu

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

Studi menyebutkan kekurangan vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi eksim

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

21 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

22 hari lalu

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.

Baca Selengkapnya

Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

27 hari lalu

Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

29 hari lalu

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

29 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

38 hari lalu

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.

Baca Selengkapnya