Sarapan Rutin dapat Mengurangi Risiko Demensia di Usia 60 Tahun

Sabtu, 26 Maret 2022 16:15 WIB

Ilustrasi sarapan. Pixabay.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kesadaran dan pemahaman terkait demensia mulai meningkat beberapa tahun belakangan ini. Meningkatnya pemahaman tersebut telah membantu banyak orang menunda timbulnya gejala demensia, bahkan mampu mengelolanya dengan langkah-langkah yang tepat.

Gejala demensia biasanya muncul di sekitar usia 60-an. Namun, apa yang seseorang lakukan maupun konsumsi di usia 30-40 sangat berdampak kelak menginjak usia 60 tahun ke atas. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya gejala demensia adalah kebiasaan gaya hidup yang buruk, kurang olahraga, dan pola makan berantakan.

Bermacam faktor tersebut merupakan dasar atas berkembangnya kondisi seseorang dan mulai mempengaruhi fungsi otak seseorang. Dimulai dari hal kecil, tanda-tandanya semakin jelas ketika memasuki usia 60-an. Salah satu kebiasaan yang berisiko tinggi meningkatkan demensi hingga empat kali lipat adalah kebiasaan melewatkan sarapan.

Sarapan merupakan waktu makan paling penting dalam satu hari. Makan yang bergizi dan sehat di pagi hari dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan membuat seseorang tetap aktif seharian. Sebaliknya, melewatkan sarapan dapat membuat seseorang mudah marah dan lelah.

Sebuah studi baru membuktikan bahwa melewatkan makan pertama hari itu dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari. Temuan yang dipublikasikan dalam Japanese Journal of Human Sciences of Health-Social Services mengungkapkan bahwa melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko hingga empat kali lipat.

Advertising
Advertising

Penelitian dilakukan selama lebih dari enam tahun di komunitas pertanian dekat pusat kota di Jepang di mana sekitar 525 orang dewasa lanjut usia berusia 65 tahun atau lebih berpartisipasi. Di akhir penelitian, ditemukan bahwa terlepas dari jenis kelamin dan usia, peserta yang tidak sarapan empat kali lebih berisiko terkena demensia.

Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa kebiasaan diet seperti ngemil juga dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia. Risiko demensia ini terjadi pada mereka yang lebih sering ngemil dan tidak peduli diet sebanyak 2,7 kali, serta tidak peduli garam sebanyak 2,5 kali. Selain kebiasaan sarapan, terdapat juga kebiasaan tidak sehat lainnya yang dapat meningkatkan risiko demensia. Tindakan yang tepat di waktu yang tepat sangat penting untuk menurunkan risiko demensia di masa depan.

Untuk menurunkan risiko demensia cobalah untuk konsumsi makanan sehat dan bergizi saat diet. Makanan yang seimbang, ditambah dengan vitamin dan mineral, mampu melawan beberapa penyakit kronis seperti demensia. Misalnya diet MIND (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay) dapat membantu memperlambat fungsi otak terkait usia di masa depan. Beberapa makanan yang harus dimasukkan ke dalam diet adalah gandum, kacang-kacangan dan biji-bijian, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA | ETIMES

Baca juga: Kebiasaan yang Harus Dihindari untuk Mengurangi Risiko Demensia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

5 hari lalu

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

Fokus pada pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi bisa membantu meringankan gejala menopause.

Baca Selengkapnya

Gejala Gangguan Kognitif yang Bisa Berujung Demensia. Cek Juga Pencegahannya

5 hari lalu

Gejala Gangguan Kognitif yang Bisa Berujung Demensia. Cek Juga Pencegahannya

Satu dari 10 orang yang didiagnosis gangguan kognitif ringan kelak akan mengalami demensia. Berikut gejala yang perlu diwaspadai dan pencegahannya.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

6 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

7 hari lalu

Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

Diet Mediterania yang mengkonsumsi biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, ikan, produk susu, dan minyak zaitun bantu kurangi risiko demensia.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

15 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

17 hari lalu

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

Penderita asam urat perlu menjaga jenis dan pola makan agar tetap sehat. Diet Mediterania disebut baik untuk penderita kadar asam urat.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

22 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

27 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

28 hari lalu

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

30 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya