TEMPO.CO, Jakarta - Selama tubuh berfungsi dengan baik, kebanyakan orang tidak memikirkan kesehatan otak. Padahal, fungsi otak akan memburuk seiring dengan pertambahan usia. Orang yang hidup dengan gangguan memori demensia atau pikun di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.
Meskipun tidak ada obat untuk demensia saat ini, beberapa penelitian mengungkap beberapa cara untuk menjaga kesehatan otak sampai tua. Simak caranya.
1. Kesepian
Karena keharusan, banyak orang yang terisolasi selama pandemi. Ini juga bisa membahayakan kesehatan otak karena selama isolasi, orang akan mengalami kesepian. Kesepian menimbulkan reaksi stres dalam tubuh yang lama-kelamaan dapat melemahkan jantung, sistem kekebalan, dan otak. "Isolasi sosial dan kesepian memiliki dampak kesehatan negatif yang setara dengan obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan merokok 15 batang sehari, dan dikaitkan dengan sekitar 50 persen peningkatan risiko demensia," kata Scott Kaiser, seorang ahli geriatri di California dan direktur kesehatan kognitif geriatri untuk Pacific Neuroscience Institute.
2. Kurang tidur
Selama tidur, otak membersihkan diri, menghilangkan protein dan limbah yang dapat menyebabkan demensia. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko brain fog dan demensia di masa tua. "Kuantitas dan kualitas tidur memiliki dampak fisiologis mendalam yang memengaruhi pemikiran, ingatan, dan suasana hati kita sehari-hari serta risiko penurunan kognitif jangka panjang kita," kata Kaiser. Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa tidur selama tujuh hingga sembilan jam.
3. Kurang asupan antioksidan
Makanan otak bukanlah mitos. "Sebuah badan penelitian besar menunjukkan manfaat kesehatan otak dari makanan tertentu, terutama yang kaya antioksidan tertentu dan senyawa neuroprotektif lainnya," kata Kaiser.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak fitonutrien yang disebut asupan flavonoid memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer. Bahan kimia alami ini melindungi otak dari cedera. Makanan kaya flavonoid termasuk buah beri, sayuran berdaun hijau, buah jeruk, teh, dan cokelat hitam.
4. Tidak memiliki tujuan hidup
Satu studi jangka panjang menemukan bahwa orang yang memiliki tujuan atau makna hidup yang tinggi memiliki kemungkinan 2,4 kali lebih kecil untuk mengalami penyakit Alzheimer dibandingkan orang hidup mengawang-awang. Penelitian menemukan bahwa menjadi sukarelawan, mentoring, dan mengikuti kelas adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan otak.
5. Tidak berolahraga
Tidak olahraga dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan penyakit kardiovaskular seperti stroke. "Manfaat dari aktivitas fisik secara teratur sangat banyak, terutama untuk kesehatan otak, sehingga dalam arti tertentu olahraga adalah hal yang paling dekat dengan obat ajaib," kata Kaiser. Menurut Mayo Clinic, berjalan cepat selama 30 hingga 60 menit, tiga hingga lima kali seminggu, dapat menyehatkan otak.
Baca juga: Cegah Demensia dengan 5 Kegiatan Sehari-hari Mengepel Hingga Berkebun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.