5 Tanda Pecah Ketuban Menjelang Persalinan, Bedakan dengan Keluarnya Urine

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 21 Februari 2022 15:18 WIB

Ilustrasi hamil (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana rasanya saat pecah ketuban, dan seperti apa bentuknya? Pengalamannya berbeda untuk setiap orang hamil, tetapi tanda-tanda ini menunjukkan bahwa kantung ketuban Anda telah pecah.

Air ketuban bisa bocor menjelang hari perkiraan lahir atau HPL. Meski bocornya tidak seheboh yang digambarkan film-film Hollywood, wanita hamil bisa saja panik, teriak, dan tak tahu apa yang harus dilakukan saat hal itu terjadi. Terlebih lagi jika ini adalah pengalaman pertama hamil.

Joyce Gottesfeld, dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Denver, Amerika Serikat, mengatakan bahwa sebagian orang mengalami semburan cairan, sementara yang lain tidak lebih dari rembesan yang menyerupai air kencing yang bocor. Jadi bagaimana mengetahui jika air ketuban bocor?

Cairan ketuban berada di dalam kantung tempat bayi tumbuh selama kehamilan, menurut Ilana Ressler, ahli endokrinologi reproduksi di Connecticut, Amerika Serikat. Cairan ini melindungi bayi, mengatur suhu rahim, dan membantu perkembangan janin. Pada suatu saat sebelum melahirkan, selaput kantung ketuban akan pecah dan cairan akan keluar dari vagina.

Namun, tak semua wanita hamil mengalami pecah ketuban sebelum melahirkan, hanya sekitar 15 hingga 20 persen saja, kata Ashley Brichter, pendiri dan CEO Birth Smarter, yang menawarkan kelas persalinan langsung dan virtual untuk orang tua hamil. Dalam kasus yang sangat jarang, kantung ketuban mungkin tidak pernah pecah, dan bayi dapat lahir di dalamnya (disebut "en caul").

Berikut tanda-tanda alami cairan ketuban bocor.

Advertising
Advertising

1. Kebocoran tidak bisa dikendalikan

Saat ketuban pecah, seseorang mungkin merasakan semburan cairan ketuban, atau mungkin hanya melihat tetesan perlahan. Jumlahnya tergantung besar kecilnya robekan kantung rahim. "Jika kantung ketuban pecah di bawah kepala bayi, maka cairan telah menumpuk dan akan menyembur keluar," kata Brichter. "Tetapi jika pecahnya terjadi lebih tinggi di dalam rahim, cairan menetes di antara kantung dan lapisan rahim, sehingga alirannya tidak akan terlalu deras."

Namun, dalam semua kasus, aliran cairan tidak dapat dikontrol, dan bisa mencapai 2,5 hingga 3 cangkir cairan keluar dari kantung ketuban.

2. Cairan tidak berbau

Cairan ketuban umumnya tidak berbau, meskipun beberapa orang mendeteksi bau manis seperti air mani atau klorin. Warnanya juga biasanya bening atau merah muda dengan garis-garis darah.

3. Merasakan tekanan

Beberapa orang mendeteksi tekanan ketika air mereka pecah, sementara yang lain merasakan letupan diikuti oleh kebocoran. Tapi ini tidak menyakitkan, kata Resler. "Namun, kontraksi dapat meningkat dalam frekuensi dan intensitas setelah ketuban pecah."

3. Terasa seperti urine bocor

Pecahnya ketuban bisa terasa seperti inkontinensia urine, yang umum terjadi selama trimester ketiga kehamilan. Gottesfeld mengatakan kadang-kadang orang bolak-balik ke kamar mandi karena mengira dia kencing. Cara membedakan keluarnya urine dengan ketuban adalah urine berwarna kekuningan dan berbau seperti amonia, sedangkan cairan ketuban biasanya tidak berbau, kata dia.

Jika masih tidak tahu apakah itu cairan ketuban atau urine, coba trik dari Brichter ini. Duduklah selama beberapa menit, lalu berdiri kembali. Jika masih ada cairan yang keluar, itu mungkin menandakan pecah ketuban.

4. Tidak lengket seperti keputihan

Orang hamil juga bisa salah mengira pecahnya selaput ketuban sebagai keputihan, terutama jika keluar perlahan. Cairan ketuban dan keputihan tidak berbau, tapi keputihan cenderung lengket, kental, dan terlihat seperti lendir bening atau putih susu.

Selain ketuban, kenali juga sumbat lendir yang merupakan tanda akan segera melahirkan. Sumbat lendir terlihat seperti potongan agar-agar, kental, dan berwarna putih kekuningan dengan konsistensi seperti kotoran. Mungkin juga ada sedikit garis darah.

Jika mengalami tanda-tanda pecah ketuban, hubungi dokter atau bidan. Kemungkinan dokter atau bidan akan menyuruh beristirahat sampai kontraksi lebih intens, kata Brichter. Namun, perlu segera ke rumah sakit jika ketuban pecah sebelum kehamilan 37 minggu, cairan berbau, dan kontraksi tidak tambah intens setelah 24 jam.

PARENTS

Baca juga: Penyebab dan Cara Mencegah Air Ketuban Kering pada Ibu Hamil

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

2 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

9 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

12 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

13 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

22 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

25 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

25 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

26 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya