Pap Smear Perlu Dilakukan Rutin oleh Wanita yang Aktif secara Seksual

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Jumat, 4 Februari 2022 17:41 WIB

Ilustrasi pap smear. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan yang sudah menikah atau aktif secara seksual disarankan melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur. Alasannya, kelompok ini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.

Dokter spesialis kebidanan & kandungan konsultan onkologi ginekologi dari Universitas Indonesia, Bambang Dwipoyono, mengatakan bahwa pap smear dilakukan sebagai salah satu upaya deteksi dini untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks.

"Kita melihat mulut rahim secara skematis, diusap menggunakan alat yang seperti spatula, brush atau sikat kecil, mengumpulkan sel-sel yang ada di mulut rahim kemudian diperiksa," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya itu dalam webinar "Kanker Serviks, Apa, Upaya Pencegahan, dan Penanganannya", Jumat, 4 Februari 2022.

Jika dokter menemukan adannya kelainan pada pap smear, maka biasanya akan meminta pasien melakukan colposcopy atau melihat mulut rahim. Dari pembesaran yang dilakukan oleh colposcopy kemudian dilakukan biopsi apakah benar ada kelainan yang ditemukan saat melakukan pap smear.

"Jadi ada konfirmasi, baru kita memastikan kelainan yang dilakukan pada pap smear," kata Bambang.

Terkait waktu yang disarankan untuk pemeriksaan pap smear ulang, seperti dikutip dari Healthline, mereka yang berusia 21-29 tahun (sudah aktif berhubungan seksual) perlu melakukan pemeriksaan setiap tiga tahun, begitu juga pada rentang usia 30-65 tahun.

Sementara pada mereka yang sudah berusia di atas 65 tahun, bila hasil pap smear sebelumnya normal maka tidak perlu mengulang tes kembali setelahnya.

"Pada dasarnya kalau kita melihat terjadinya infeksi lalu menjadi kanker membutuhkan waktu 10-15 tahun, jika terkena pada usia 65 tahun, mungkin dia akan bermasalah 75 tahun. Kita tidak tahu pada usia itu masih cukup sehat," tutur Bambang.

Pada wanita yang baru melahirkan, pap smear bisa dilakukan 3 bulan setelahnya karena dianggap perubahan hormonal akibat kehamilan sudah berkurang.

"Walau tidak fix harus 3 bulan, karena ada fase nifas dan lainnya yang mungkin masih ada darah yang ganggu hasil pap smear," demikian pesan Bambang.

Baca juga:
Jangan Diabaikan, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Kanker Ovarium

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

1 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

2 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

4 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

5 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

6 hari lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

12 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

14 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

16 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

17 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

18 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya