6 Cara Mengobati Mata Bintitan Menurut Dokter Kulit

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 29 Januari 2022 11:10 WIB

Ilustrasi mata bengkak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kelopak mata mengandung kelenjar minyak kecil. Ketika kelenjar itu tersumbat, muncul risiko infeksi ringan yang dikenal sebagai bintitan atau hordeolum.

KemuntoMokaya, dokter kulit bersertifikat di Houston, Amerika Serikat, mengatakan infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri, biasanya jenis yang disebut staphylococcus, dan dapat mempengaruhi kelenjar internal atau eksternal kelopak mata.

Bintitan muncul sebagai benjolan merah yang menyakitkan di tepi kelopak mata. "Ini mungkin memiliki nanah dan menyebabkan pengerasan kulit di sepanjang kelopak mata. Mungkin dikaitkan dengan gatal-gatal, robeknya mata, perasaan seperti ada sesuatu di mata dan sensitivitas cahaya,” kata dia, dikutip dari Livestrong, Kamis, 27 Januari 2022.

Meskipun tidak fatal, bintitan membuat tidak nyaman dan bikin tidak percaya diri keluar rumah. Bintitan biasanya hilang dengan sendirinya setelah satu atau dua minggu. Tetapi ada beberapa pengobatan rumahan sederhana yang membantu mempercepat proses penyembuhan menurut dokter kulit.

1. Kompres hangat

“Kompres hangat melebarkan pembuluh darah di sekitar area tersebut dan dapat membantu membuka pori-pori di sekitar mata, ini dapat membantu menghilangkan bintil dan mengeringkannya,” kata Purvisha Patel, dokter kulit di Advanced Dermatology and Skin Cancer Associates di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat, kepada Livestrong, Kamis, 27 Januari 2022.

2. Pakai kantong teh

Advertising
Advertising

Kantong teh hangat dapat membantu seperti halnya kompres hangat, tetapi kantong teh hijau dan hitam memiliki manfaat tambahan karena mengandung sifat anti-inflamasi dan anti-bakteri, kata Mokaya. Pastikan teh celup tidak terlalu panas, dan jangan menambahkan gula atau bahan tambahan lainnya saat kantong teh sedang diseduh.

3. Cuci dengan cairan saline atau sampo bayi

Coba taruh sedikit cairan garam atau sampo bayi di atas waslap bersih atau usap cairan dengan kapas dan gunakan perlahan untuk membersihkan kelopak mata. "Ini membersihkan kelopak mata dari minyak dan kotoran lain di sekitarnya," kata Mokaya. "Bahan sampo juga memecah membran bakteri."

4. Pijat kelopak mata

"Memijat tepi kelopak mata dengan tangan bersih dapat membantu sirkulasi dan drainase, yang mengarah ke resolusi bintitan yang lebih cepat," kata Mokaya.

5. Pakai antibiotik topikal

“Salep antibiotik yang dijual bebas dapat membantu mengatasi peradangan dan iritasi akibat kelenjar minyak yang membesar pada kelopak mata," kata Patel.

Terkadang, bintitan mungkin memerlukan resep dari dokter. "Salin antibiotik diresepkan untuk kasus yang lebih ringan, tetapi jika ada kekhawatiran untuk infeksi yang lebih parah, dokter mungkin mengeringkan lesi dan meresepkan antibiotik oral," kata Emily Wood, dokter kulit di Westlake Dermatology Austin, Texas.

6. Minum pereda sakit

Jika merasa sakit atau tidak nyaman akibat peradangan, Mokaya menyarankan mengonsumsi obat nyeri umum seperti acetaminophen dan ibuprofen. Ikuti petunjuk pada kemasan untuk memastikan mendapatkan dosis yang benar.

Jangan sekali-kali memencet bintit seperti jerawat karena itu dapat menyebabkan cedera pada mata dan memasukkan bakteri baru ke daerah tersebut. Jika bersabar, bintitan biasanya berlangsung satu sampai dua minggu dan mengering dengan sendirinya secara alami.

Baca juga: 5 Faktor Penyebab Mata Bengkak dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

5 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

7 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

8 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

11 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

12 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

14 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

21 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

24 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

25 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya