Pandemi Belum Usai, 5 Merek Fashion Ini Terpaksa Tutup di 2021

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Rabu, 22 Desember 2021 19:50 WIB

Department store Debenhams Senayan City Mall menggelar beragam diskon sebelum menutup gerainya pada akhir tahun ini. Diskon berlangsung hingga esok, Ahad, 31 Desember 2017. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 membawa dampak negatif bagi ekonomi. Banyak industri yang terpaksa gulung tikar di 2021, termasuk fashion. Beberapa yang mampu bertahan harus menyusun ulang strategi produksi hingga pemasaran agar bisnis tetap berjalan.

Beberapa merek fashion ini harus menutup tokonya karena beban finansial, ada yang menangguhkan bisnisnya, tapi ada yang memutuskan menutupnya secara permanen.

Berikut adalah lima merek fashion global yang menutup tokonya sepanjang 2021, yang dirangkum Antara dari berbagai sumber.

1. Fenty Fashion House


Fenty Fashion House merupakan lini bisnis fesyen yang dirilis Rihanna bersama merek mode premium LVMH pada 2019. Fenty House memproduksi pakaian, sepatu, dan berbagai aksesori premium.

Pendirian label tersebut membawa sejarah baru di industri fashion sebagai merek mewah pertama yang dijalankan oleh perempuan kulit hitam.

Pada awalnya Fenty House diluncurkan sebagai toko pop-up di Paris hingga selanjutnya dibuka di seluruh dunia sebagai toko online pada akhir Mei 2019.

Sayangnya, lini fesyen ini tidak sesukses bisnis Fenty yang lain, seperti lini kosmetik Fenty Beauty dan lini pakaian dalam Savage X Fenty. Pada Februari tahun ini, Fenty Fashion House mengumumkan penutupan bisnisnya dan akan ditangguhkan dalam jangka waktu tidak terbatas.

Sebelum tutup, Fenty House sempat mengeluarkan koleksi sepatunya pada November 2020, berkolaborasi bersama desainer Amina Muaddi.

2. Christopher & Banks

Perusahaan ritel asal Amerika yang memproduksi pakaian perempuan ini mengajukan kebangkrutan pada Januari dan semua tokonya ditutup pada Februari. Kondisi pandemi COVID-19 yang tidak stabil disebut berdampak pada kerugian finansial perusahaan.

Mulanya perusahaan ini didirikan dengan nama Braun's Fashions pada 1956, merujuk pada nama sang pendiri Gil Braun. Bisnis ini kemudian berubah menjadi perusahaan publik pada 1992 dan mengganti nama mereknya dengan Christopher & Banks pada 2000.

Christopher & Banks memiliki 320 toko di 27 negara bagian AS. Perusahaan mengkhususkan diri dalam memproduksi pakaian untuk perempuan kisaran usia 35 hingga 55 tahun dengan harga terjangkau.

3. Debenhams

Setelah 243 tahun berdiri, jaringan department store ikonik Inggris Debenhams menutup 124 toko fisik di Inggris tahun ini. Perusahaan yang didirikan pada 1778 ini selama beberapa tahun terakhir menghadapi kesulitan finansial, diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19.

Pada Januari, Debenhams telah menutup 6 toko di Inggris secara permanen. Masih pada bulan yang sama, perusahaan mengumumkan bahwa Boohoo telah membeli merek dan situs web Debenhams seharga 55 juta pound atau sekitar Rp1 triliun. Boohoo kemudian meluncurkan kembali situs web merek tersebut dengan nama Debenhams.com pada April.

Meski demikian, usaha penyelamatan bisnis itu tidak mampu mempertahankan 118 toko yang tersisa. Penutupan ratusan toko tersebut menyebabkan 12.000 orang kehilangan pekerjaan.

4. Eddie Bauer Jepang

Merek fashion kasual asal Amerika ini mengumumkan penutupan semua toko fisik yang berjumlah 60 toko dan situs belanja daring di Jepang pada akhir Desember.

Pengumuman tersebut menandakan merek Eddie Bauer akan keluar dari pasar Jepang. Produk Eddie Bauer diperkenalkan di Jepang pada 1990-an.

Perusahaan ritel ini didirikan oleh Eddie Bauer di Seattle, AS, pada 1920. Merek fesyen ini menjual jaket bulu angsa pertama di AS. Pada 1942 saat perang dunia kedua, Eddie Bauer merancang jaket khusus untuk Angkatan Darat AS.

5. MUJI Indonesia

Setelah lebih dari 12 tahun hadir di Indonesia, merek fashion dan retail asal Jepang ini menutup toko terakhirnya di Mall Grand Indonesia dan menghentikan seluruh operasional perusahaan pada Maret. Toko MUJI di Indonesia pertama kali dibuka di Plaza Indonesia pada Oktober 2009.

Perusahaan yang didirikan pada 1980 ini dikenal dengan produk-produk bergaya minimalis. Selain mengembangkan produk fashion, MUJI juga mengeluarkan produk gaya hidup lainnya seperti peralatan rumah tangga, peralatan dapur, perabotan, kosmetik, alat tulis, elektronik, dan makanan.

Baca juga: Kalah Saing, 7 Brand Fashion Global Ini Alami Kesulitan di 2019

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

8 jam lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

6 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

23 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya