Denny Wirawan Angkat Motif Khas Kudus di Peragaan Busana Niti Senja

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Sabtu, 4 Desember 2021 11:08 WIB

Model membawakan busana karya dari desainer Denny Wirawan saat pagelaran busana di Jakarta, Kamis 2 Desember 2021. Sebanyak 44 busana berkonsep Niti Senja yang bertemakan 'Mix and Match, Back to Work and Freedom' tersebut mengangkat hasil pelaku usaha kreatif kain di Indonesia seperti tenun, songket dan batik. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Denny Wirawan menyelenggarakan peragaan busana bertajuk Niti Senja di Jakarta, Kamis, 2 desember 2021. Peragaan itu menampilkan 44 look tema mix & match, back to work, dan freedom.

Menurut Denny, Niti Senja adalah cerminan citra wanita Indonesia yang tangguh, bersahaja, mandiri dan hidup beragam aktivitas serba cepat dan dinamis namun tak pernah meninggalkan akar budayanya sendiri meskipun menghadapi tantangan yang tak mudah di masa sulit seperti ini.

Busana yang ditampilkan terbuat dari bahan cotton, silk dan linen dalam palate warna hitam, putih, beige, coklat, dan hijau lumut. Hal yang unik dalam karya kali ini adalah motif batik khas Kudus.

Model membawakan busana karya dari desainer Denny Wirawan saat pagelaran busana di Jakarta, Kamis 2 Desember 2021. Sebanyak 44 busana berkonsep Niti Senja yang bertemakan 'Mix and Match, Back to Work and Freedom' tersebut mengangkat hasil pelaku usaha kreatif kain di Indonesia seperti tenun, songket dan batik. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

"Itu adalah konsepnya penggabungan dari beberapa motif. Motifnya yang memang sangat ciri khas Kudus ya. Semua motif kita gabungkan jadi pembatiknya dalam menggelar satu kain kosong itu pegang beberapa cap motif," kata Denny.

Penggabungan dari bermacam-macam motif dalam satu lembar kain itu menjadi tantangan tersendiri bagi dia. Sebelum mencampurkan motif-motif tersebut, dia beserta timnya pun telah mengevaluasi motif batik seperti apa yang akan dibubuhkan dalam busana terbarunya itu.

"Kami sudah mengevaluasi batik motif khas Kudus itu seperti apa. Itu adalah hasil kreativitas dari pengrajin-pengrajin di Kudus sendiri. Dan di sini saya tidak sendiri tapi juga bersama tim untuk membuat motif-motif ini," ungkap Denny.

Denny mencoba mengarahkan pembatik untuk membuat motif yang lebih kekinian agar bisa diterima lebih luas, bukan cuma di Kudus tapi sampai ke nasional bahkan internasional.

Selain itu, Denny juga menjelaskan bahwa membuat banyak campuran motif batik dalam satu kain bukanlah hal yang mudah. Sebab, perlu perhitungan yang tepat agar motif tersebut bisa pas dengan kain.

"Batik cap juga nggak semudah yang dibayangkan ternyata. Pada saat mengeksekusi menjadi satu kain ternyata cukup PR. Mengatur dalam satu lembar kain dengan banyak motif itu ternyata pakai hitung-hitungan matematika juga lho supaya pas gitu dalam satu kain ada berapa motif," katanya.

Meskipun demikian, Denny Wirawan tetap menikmati hal tersebut. Tantangan yang dirasakannya membuatnya tak jenuh dalam membuat karya kain tradisional.

Baca juga: Denny Wirawan Luncurkan Koleksi Batik Milenial Spring Summer 2018

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Donatella Versace, Sosok di Balik Brand Fashion Ikonik Versace

3 hari lalu

Mengenal Donatella Versace, Sosok di Balik Brand Fashion Ikonik Versace

Donatella Versace dilahirkan sebagai anak terakhir dari 4 bersaudara. Kakak perempuannya, Tina, meninggal karena infeksi tetanus pada usia 12 tahun.

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

4 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Desain Mendiang Roberto Cavalli: Jam Tangan Cleopatra Hingga Tas Macan Tutul

12 hari lalu

5 Desain Mendiang Roberto Cavalli: Jam Tangan Cleopatra Hingga Tas Macan Tutul

Roberto Cavalli, desainer legendaris asal Italia meninggal dunia 2 pekan lalu. Tepatnya pada 12 April 2024 diusianya ke 83 tahun.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

13 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

14 hari lalu

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

14 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

14 hari lalu

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita

Baca Selengkapnya

Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

16 hari lalu

Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

Desainer ternama Tory Burch masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2024 versi majalah TIME. Siapa dia?

Baca Selengkapnya

Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

17 hari lalu

Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

18 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya