TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mendapatkan air susu ibu atau ASI eksklusif selama enam bulan, bayi mulai makan makanan pendamping ASI atau MPASI. MPASI tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang makin bertambah, tapi juga membantu anak mengenai bentuk serta rasa makanan dan melatih motoriknya. Karena itu, MPASI perlu dikenalkan dengan cara yang sehat dan aman.
Dokter spesialis anak Attila Dewanti mengatakan, MPASI dapat dihadirkan dalam makanan utama dan kedua dalam bentuk camilan.
“Makanan utama berperan memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengajari si kecil untuk mengetahui tekstur dari halus dan lebih kasar sebelum kemudian dikenalkan dengan makanan keluarga. Namun di sela- sela makanan utama, si kecil memerlukan snack atau camilan yang porsinya tentu perlu diatur oleh orang tua secara harian,” kata dokter Attila dalam keterangannya, Rabu, 30 Juni 2021.
Biasanya MPASI untuk makanan utama memiliki bentuk semi padat, dengan tekstur yang tepat anak bisa mengetahui ragam makanan di usianya yang masih sangat dini.
Selain penting dari pemenuhan gizi, MPASI juga bisa mendorong latihan kecil anak dari segi motoriknya.
MPASI berbentuk camilan, membantu anak untuk bisa memahami bentuk tentunya anak juga bisa melatih motoriknya.
Hal itu mengingat camilan yang kering bisa dikonsumsi secara langsung oleh di buah hati sambil mengajarkannya cara untuk makan sendiri.
“Camilan ada yang berbentuk bulat untuk menstimulasi pertumbuhan gigi si kecil ketika ia makan," kata dokter yang praktik di Brawijaya Women and Children Hospital itu.
Sementara, camilan yang bentuknya kecil membantu si kecil belajar mencubit barang kecil, dan ada yang bentuknya lebih besar sehingga anak bisa belajar mengenggam dan makan sendiri.
"Jadi bukan hanya makanan utama yang penting tapi saatsnackingjuga si kecil bisa terlatih motoriknya,” kata Atilla.
MPASI sebaiknya lengkap secara komposisi gizi yang dibutuhkan anak. Dia tak menyarankan hanya satu menu tunggal seperti buah saja, kecuali untuk camilan.
