8 Hal yang Perlu Dihindari di Usia Paruh Baya jika Ingin Hidup Sehat
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Minggu, 20 Juni 2021 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, kebutuhan kesehatan akan berubah. Kebiasaan kesehatan dibentuk di usia remaja hingga dewasa muda mungkin sudah tidak terlalu membantu lagi. Beberapa pakar kesehatan mengungkap hal-hal yang perlu dihindari saat usia pertengahan, yang sering juga disebut usia paruh baya atau menjelang lanjut usia, yaitu antara 45 hingga 60 tahun.
Menurut ahli, inilah delapan hal yang perlu dihindari jika ingin menjalani hidup dengan kondisi paling sehat di usia tersebut.
1. Melewatkan skrining kesehatan
Darren P. Mareiniss, Asisten Profesor Kedokteran Darurat, Sidney Kimmel Medical College - Universitas Thomas Jefferson memperingatkan bahwa mengabaikan tes kesehatan atau skrining adalah kesalahan besar di usia paruh baya.
"Misalnya, skrining untuk kanker usus besar sekarang dianjurkan di usia 45 tahun dan banyak orang paruh baya menghindari risiko ini. Skrining mencegah kematian akibat kanker dan ketika mencapai usia paruh baya, itu harus mulai dipikirkan."
Skrining kanker payudara sama pentingnya. "Hal ini terutama mengkhawatirkan bagi wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara atau ovarium."
2. Mengabaikan gejala penyakit
Jangan mengabaikan gejala penyakit di usia paruh baya. Mengabaikan gejala seperti penurunan berat badan yang tidak diinginkan, darah dalam tinja, nyeri dada, kaki sulit digerakkan, atau sesak napas juga dapat menyebabkan penyakit serius yang tidak terdiagnosis, kata Mareiniss.
3. Meremehkan pola tidur
Jangan meremehkan masalah tidur, kata Mareiniss. "Gejala seperti kantuk di siang hari atau mendengkur secara signifikan dapat mengindikasikan sleep apnea. Intervensi yang tepat seperti CPAP dapat menghindari konsekuensi jangka panjang seperti gagal jantung kanan dan hipertensi pulmonal," katanya.
Baca juga: 4 Penyakit yang Mengintai Perempuan 30-an, Kenali Tanda Awalnya
<!--more-->
4. Melakukan kebiasaan buruk
"Kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol setiap hari, dan penyalahgunaan narkoba akan menghadirkan masalah di usia paruh baya," kata Mareinis. Untuk peminum alkohol, risikonya adalah sirosis (kerusakan hati) atau memiliki masalah ketergantungan alkohol atau mengalami risiko jika mencoba berhenti minum tiba-tiba. "Perokok berpotensi mengalami COPD (penyakit paru obstruktif kronis), kanker, hipertensi dan/atau penyakit arteri koroner."
5. Tidak aktif
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan ketika memasuki tahap kehidupan paruh baya adalah tidak aktif secara fisik, kata Gbolahan Okubadejo, pakar bedah otopedi di New York, Amerika Serikat. "Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan kronis seperti beberapa jenis kanker, diabetes tipe 2, obesitas, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian dini," katanya. "Tidak aktif juga dapat mengurangi metabolisme, dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur dan mengontrol kadar gula darah."
6. Malas berdiri tegak
Postur tubuh yang buruk menurunkan mobilitas dan membuat tetap aktif lebih sulit, kata Okubadejo. Postur yang buruk juga memberi tekanan lebih pada pinggul daripada yang diperlukan, mengakibatkan kekakuan pinggul. Kekakuan pinggul menyebabkan rasa sakit dan penurunan mobilitas pinggul. Postur yang buruk juga dapat membuat otot lebih cepat lelah, sementara postur tubuh yang tepat memungkinkan untuk rentang gerak yang meningkat. "Postur tubuh yang buruk selama bertahun-tahun juga dapat menyebabkan keseimbangan dan aliran darah yang buruk, selain sakit leher dan punggung kronis," kata dia.
7. Melewatkan peregangan
Di masa muda mungkin bukan masalah jika tidak melakukan peregangan. Namun, di usia paruh baya, peregangan adalah hal penting.
"Seiring bertambahnya usia, tendon dan otot lebih rentan terhadap cedera; jika melakukan peregangan, Anda mengurangi risiko cedera dan meningkatkan fleksibilitas," kata Okubadejo. “Rentang gerak juga menurun seiring bertambahnya usia; peregangan dapat meningkatkan rentang gerak dengan menjaga otot tetap sehat, fleksibel, dan kuat. Jika tidak melakukan peregangan, otot Anda bisa menjadi kencang dan memendek. Memperbaiki postur dan mengurangi nyeri otot adalah manfaat lain peregangan."
8. Menghindari sinar matahari
Meskipun tidak suka terlalu lama berada di bawah sinar matahari, Okubadejo berpendapat bahwa dapat sinar matahari dapat membantu tulang. "Menjaga kesehatan tulang yang baik sangat penting seiring bertambahnya usia karena tulang yang lemah menyebabkan peningkatan risiko patah tulang," katanya. "Pergi ke luar dan berjemur di bawah sinar matahari membantu menjaga tulang yang kuat. Sinar matahari memicu tubuh untuk membuat vitamin D sendiri. Vitamin D berperan penting dalam melindungi tulang karena membantu tubuh menyerap kalsium dan mencegah tulang cacat, tipis, atau rapuh," Okubadejo menambahkan.
EATTHIS