Kurangi Asupan Garam dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 9 Juni 2021 14:30 WIB

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Garam adalah bumbu dapur paling populer yang digunakan dalam berbagai masakan di seluruh dunia. Hal ini tidak hanya ditambahkan ke makanan sebagai agen penyedap tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan manusia.

Garam sumber mineral penting seperti ion natrium dan klorida dalam makanan manusia. Natrium membantu fungsi saraf dan otot dan terlibat dalam pengaturan cairan dalam tubuh, sementara klorida membantu menjaga keseimbangan jumlah cairan di dalam dan di luar sel. Kedua mineral tersebut juga berperan dalam menjaga tekanan dan volume darah. Tetapi ketika dikonsumsi secara berlebihan, zat penyedap yang sangat ini dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan.

Kita semua tahu bahwa asupan garam yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, penelitian lain menunjukkan bahwa hal itu juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Menambahkan terlalu banyak garam ke dalam makanan dapat mengganggu fungsi antibakteri sel kekebalan. Melansir laman Times of India, sebuah studi baru yang ditampilkan dalam Science Translational Medicine untuk pertama kalinya mengungkapkan bahwa garam juga dapat mempersulit sistem kekebalan untuk menghancurkan bakteri di beberapa organ manusia. Sebuah studi laboratorium yang dilakukan oleh tim peneliti dari University Hospital of Bonn di Jerman menemukan bahwa diet tinggi garam memperburuk infeksi bakteri umum pada ginjal yang disebut Escherichia coli.

Untuk meyakinkan bahwa efek dari asupan garam yang berlebihan tidak sementara, para peneliti menginfeksi tikus dengan Listeria (bakteri). Setelah tes, mereka menemukan bahwa infeksi lebih buruk pada tikus, yang diberi diet tinggi garam. Ini adalah studi pertama di mana terungkap bahwa diet tinggi natrium sebenarnya dapat memperburuk infeksi dalam tubuh. Diet tinggi garam melemahkan jenis sel respon imun, neutrofil, yang terutama membantu tubuh dalam memerangi infeksi bakteri ginjal. Di bagian tubuh lainnya, ginjal membantu menjaga konsentrasi garam dengan mengeluarkan kelebihan natrium.

Sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, setiap orang dewasa harus mengonsumsi kurang dari 5 gram kurang dari satu sendok teh garam per hari. Untuk anak-anak, asupan garam maksimal yang disarankan harus lebih rendah daripada orang dewasa. Itu harus tergantung pada kebutuhan energi mereka relatif terhadap orang dewasa. Tingkat rekomendasi ini tidak termasuk menyusui (0–6 bulan) atau periode pemberian makanan pendamping ASI dengan terus menyusui (6–24 bulan).

Advertising
Advertising

Studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa jika Anda ingin menjaga diri Anda tetap sehat dan meningkatkan kesehatan kekebalan tubuh Anda, Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari kadar garam yang disarankan dalam sehari. Jauhi camilan asin dan makanan olahan. Makanan tinggi garam dapat mempengaruhi kesehatan Anda dalam lebih dari satu cara.

Baca juga: Mengenal 7 Jenis Garam Masak, Mana yang Paling Baik?

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

5 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

12 hari lalu

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

21 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

26 hari lalu

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

34 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

39 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

39 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

39 hari lalu

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh

Baca Selengkapnya

Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

44 hari lalu

Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

Kurang gizi adalah penyebab paling umum sistem imun yang buruk. Berikut 10 jenis makanan yang mudah didapat dan sangat membantu kesehatan imun.

Baca Selengkapnya