Pasien Kanker Payudara Ingin Coba Terapi Alternatif, Ketahui Risiko dan Batasnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 20 Maret 2021 18:04 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Terapi atau pengobatan alternatif banyak dicari pasien kanker payudara, meskipun kebanyakan tidak memberikan hasil yang positif. Umumnya pengobatan ini hanya membuat terapi medis tertunda sehingga kanker berakhir ke stadium lanjut.

Meskipun kebanyakan tidak ada hasilnya, dokter spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Sonar Soni Panigoro, mengatakan bahwa pasien kanker payudara boleh mencoba pengobatan alternatif, termasuk jamu-jamuan. Hanya saja, ada jangka waktu maksimal untuk mencobanya.

"Kalau mau coba (pengobatan alternatif) jangan lewat dari satu bulan. Tolong ada batasnya kalo mau mencoba. Begitu tidak ada efek, pindah saja (ke pengobatan medis)," kata dia dalam diskusi bersama media secara virtual, Sabtu, 20 Maret 2021.

Pengobatan kanker secara medis pada prinsipnya akan lebih baik dilakukan pada stadium sedini mungkin sesuai tipe kanker. Penundaan pengobatan, misalnya karena mau terlebih dulu menggunakan cara alternatif, bisa berisiko menyebabkan sel kanker semakin berkembang.

"Semakin menunda pengobatan, pasti sel kanker akan semakin berkembang. Secara umum, pasien sekitar 70 persen datang dalam keadaan lanjut. Dari beberapa studi para pasien yang terlambat datang itu minimal separuhnya karena dia mencoba dulu pengobatan alternatif. Tidak ada satu pun yang menunjukkan hasil, mau itu jamu, herbal, (perangkat kesehatan) jaket," kata Sonar.

Pengobatan alternatif yang pasien pilih antara lain karena dianggap tidak banyak efek samping dan tak semenakutkan ketimbang operasi yang menimbulkan bekas luka, kemoterapi yang menyebabkan kebotakan atau radiasi yang bisa membuat kulit pasien lebih gelap.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia, Jangan Abaikan 6 Tanda Kanker Pada Wanita

Di sisi lain, pengetahuan pasien mengenai perkembangan penyakit juga menjadi sorotan masih menjadi pilihannya pengobatan alternatif.

Pada kasus kanker payudara misalnya, pengobat alternatif bisa saja memberikan sugesti pasien bahwa tumor yang ada dalam tubuhnya mengeras dan ini pertanda baik. Padahal, sebenarnya justru kabar buruk bagi pasien karena tumor ganas bertambah besar atau berkembang.

"Kami saja yang di kedokteran yang jelas punya puluhan tahun studi masih banyak kegagalan yang kita temukan dalam pengobatan. Tidak semua pengobatan berhasil. Kanker payudara kalau pengobatan dilakukan lengkap maksimal 75 persen tertangani. 25 persen tidak berhasil karena obat tidak mempan," tutur Sonar.

Dia mengingatkan, apabila Anda mencurigai ada benjolan di payudara yang bisa saja kanker segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan medis dan pengobatannya.

Umumnya, apabila dokter mencurigai benjolan ternyata kanker, maka Anda disarankan melakukan biopsi. Apabila memang kanker, maka pengobatan akan ditentukan dan umumnya pembedahan, setelahnya terapi tambahan antara lain penyinaran, kemoterapi, hormonal atau terapi target.

Bila kanker payudara terlanjur ditemukan pada stadium lanjut, misalnya kanker menyebar ke organ tubuh lain, maka dokter akan memberikan terapi palitiaf untuk memperbaiki kualitas hidup pasien.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

4 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

6 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

9 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

13 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

14 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

14 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

14 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya