Dampak Kekurangan Vitamin C, Gusi Berdarah jadi Peringatan Masalah Lain

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 8 Februari 2021 09:59 WIB

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gusi berdarah biasanya terkait dengan gingivitis, tahap awal penyakit gigi dan gusi yang ditandai dengan peradangan. Ini biasanya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk. Tapi ternyata gangguan ini juga bisa disebabkan oleh kurangnya vitamin C.

Hal itu terungkap dalam studi baru di Nutrition Reviews, yang dikutip eatthis.com, Sabtu, 6 Februari 2021. Studi itu menunjukkan bahwa mengatasi masalah dengan menyikat dan membersihkan gigi saja mungkin tidak cukup. Sebaliknya, Anda mungkin ingin meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin C.

"Kebersihan mulut itu penting, tetapi dengan gusi berdarah, perlu dicari tahu mengapa hal itu bisa terjadi," kata penulis utama studi tersebut, Philippe Hujoel, seorang dokter gigi dan profesor ilmu kesehatan mulut di University of Washington School of Dentistry. "Karena nutrisi memiliki peran utama untuk kesehatan, dan itu termasuk kesehatan mulut, kami melihat apakah kekurangan vitamin mungkin menjadi faktor."

Bersama dengan dokter gigi lain dan dua peneliti lain, Hujoel melakukan meta-analisis uji klinis yang mencakup asam askorbat, yang juga dikenal sebagai vitamin C. Mereka berfokus bagaimana kadar rendah dapat mempengaruhi perdarahan. Data berasal dari 15 uji coba yang dilakukan di enam negara, mewakili lebih dari 1.000 peserta yang sebagian besar sehat.

Mereka menemukan bahwa suplementasi vitamin C mengurangi perdarahan gingiva dibandingkan dengan orang yang tidak menerima dosis ekstra vitamin C. Mereka menyimpulkan bahwa asupan vitamin yang rendah dapat menyebabkan kerapuhan mikrovaskular. Pada dasarnya, mikrovaskular adalah pembuluh darah kecil seperti yang ada di gusi. Melemahnya mikrovaskular membuatnya lebih rentan terhadap pendarahan bahkan dari trauma kecil, seperti menyikat gigi dan flossing.

Baca juga: Daripada Jeruk, 8 Buah Ini Mengandung Vitamin C Lebih Tinggi

Ternyata itu tidak hanya mempengaruhi mulut karena mikrovaskular dapat ditemukan di seluruh tubuh. Jadi ketika melemah, itu menyebabkan masalah lain, terutama di jantung, otak, dan ginjal. Gusi berdarah bisa saja menjadi peringatan untuk masalah yang lebih besar, kata Hujoel.

Advertising
Advertising

"Kami telah sebelumnya mengetahui bahwa perdarahan gingiva dapat dikaitkan dengan kekurangan vitamin C, tetapi seiring waktu, pengetahuan itu telah terpinggirkan oleh perhatian untuk mengobati gejala dan bukan penyebabnya," ujar dia.

Artinya, pengobatan ditekankan dengan menyikat dan membersihkan gigi daripada mendapatkan lebih banyak vitamin C dalam makanan.

Untuk mengatasi kekurangan itu, ada banyak pilihan suplemen yang mengandung asam askorbat. Tetapi yang lebih baik adalah menambah asupan makanan yang mengandung serat, antioksidan, dan vitamin dan mineral lainnya, menurut ahli diet Cara Schrager, manajer program klinis di Joslin Diabetes Center di Boston, Amerika Serikat.

Makanan yang mengandung vitamin C tinggi antara lain paprika, buah jeruk, kiwi, brokoli, kubis Brussel, stroberi, dan bahkan kentang dan kangkung.

Setelah asupan vitamin C mencukupi, Hujoel mengatakan kesehatan mulut juga akan meningkat. Vitamin C juga diketahui baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan merawat kulit dari dalam.

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Jaga Selalu Kesehatan Mulut agar Terhindar dari Penyakit Ini

5 hari lalu

Jaga Selalu Kesehatan Mulut agar Terhindar dari Penyakit Ini

Penting untuk selalu menjaga kesehatan mulut agar tak mudah terkena penyakit terkait. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

6 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

6 hari lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

7 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

8 hari lalu

Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

Menjaga gigi putih dan bersinar adalah tantangan karena berbagai faktor bisa membuat warnanya berubah. Berikut tujuh tips dari dokter gigi.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

8 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Kale Vs Bayam, Mana yang Lebih Sehat dan Bergizi?

12 hari lalu

Kale Vs Bayam, Mana yang Lebih Sehat dan Bergizi?

Sama-sama diklaim sayuran hijau yang bergizi tinggi, mana yang lebih baik, kale atau bayam? Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

16 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya